NEWS

KBRI Ankara: Tidak Ada WNI jadi Korban Jiwa Gempa Turki, 3 Terluka

Gempa Turki menewaskan lebih dari 500 orang

KBRI Ankara: Tidak Ada WNI jadi Korban Jiwa Gempa Turki, 3 Terlukailustrasi Gempa Turki November 2022 (dok.arabnews)
06 February 2023

Jakarta, FORTUNE - Gempa bermagnitudo 7,8 mengguncang Turki pada Senin (6/2). Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ankara menyatakan tidak ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban jiwa dalam bencana alam tersebut.

"Sejauh ini tidak ada  WNI yang menjadi korban meninggal dunia,"  tulis KBRI Ankara dalam keterangannya, dilansir dari Antara. 

Meski begitu, tiga orang WNI mengalami luka, satu di Kahramanmaras dan dua orang di Hatay. Saat ini WNI yang terluka sudah dirujuk ke rumah sakit terdekat. 

Menurut KBRI gempa terjadi di Provinsi Kahramanmaras, Gaziantep, dan Osmanite, Turki bagian selatan pada Senin pukul 04.17 waktu setempat. Pusat gempa terletak di Provinsi Kahramanmaras, sekitar 600 kilometer (km) sebelah tenggara Ankara. Tidak lama setelahnya, muncul dua gempa susulan dengan kekuatan magnitudo 6,4 dan 6,5 di Provinsi Gazianteo, yang berjarak 700 kilometer (km) sebelah tenggara Turki. 

Dikutip dari laman Instagram, KBRI Ankara menyampaikan belasungkawa mendalam kepada saudara-saudara di Turki yang terkena dampak gempa bumi di Kahramanmaras, Gaziantep, Hatay, Şanlıurfa, Kilis, Adıyaman, Malatya, Osmaniye dan Adana.

"Kami berharap belas kasihan dari Tuhan kepada mereka yang kehilangan nyawa dan pemulihan yang cepat bagi yang terluka. Doa rakyat Indonesia selalu bersama saudara di Turki," tulis KBRI. 

Korban Jiwa

Aljazeera memberitakan gempa besar di Turki dan sekitarnya menewaskan sedikitnya 500 orang dan menyebabkan ratusan orang terluka. Gempa berkekuatan 7,8 skala richter menyebabkan bangunan runtuh dan getarannya terasa hingga Lebanon dan Siprus.

Wakil Presiden Turki, Fuat Oktay, mengatakan 284 orang meninggal dan 2.323 orang terluka.

Rekaman di penyiar CNNTurk menunjukkan kerusakan parah pada Kastil Gaziantep yang bersejarah.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga mengatakan di Twitter, tim pencarian dan penyelamatan segera dikirim ke daerah yang dilanda gempa. Dia juga berbicara melalui telepon dengan gubernur dari delapan provinsi yang terkena dampak untuk mengumpulkan informasi tentang situasi dan upaya penyelamatan, menurut pernyataan kantor kepresidenan.  

Menteri Dalam Negeri Turki, Suleyman Soylu, mengatakan setidaknya ada enam gempa susulan, dan dia menyerukan warga untuk tidak memasuki gedung yang rusak.

“Prioritas kami adalah mengeluarkan orang-orang yang terjebak di bawah reruntuhan bangunan dan memindahkan mereka ke rumah sakit,” katanya.

Di Suriah, negara yang telah hancur akibat perang saudara selama lebih dari 11 tahun, seorang pejabat kesehatan pemerintah mengatakan lebih dari 237 orang tewas dan sekitar 600 orang terluka. Sebagian besar korban berada di provinsi Hama, Aleppo dan Latakia, tempat banyak bangunan runtuh.

Organisasi penyelamat Pertahanan Sipil Suriah atau dikenal 'Helm Putih', menggambarkan situasi di wilayah yang dikuasai pemberontak sebagai "bencana". Seluruh bangunan runtuh dan banyak yang terjebak dalam reruntuhan. 

"Situasinya sangat tragis. Puluhan bangunan runtuh di kota Salqin," kata seorang anggota White Helmets dalam sebuah klip video di Twitter. Rumah-rumah "hancur total", kata petugas penyelamat dalam video tersebut, yang menunjukkan jalan dipenuhi puing-puing.

Presiden Suriah, Bashar al-Assad mengadakan rapat kabinet darurat untuk meninjau kerusakan dan membahas langkah selanjutnya. Sementara itu, pejabat kesehatan mendesak masyarakat untuk membantu membawa yang terluka ke rumah sakit.

Di lokasi berbeda, gempa mengguncang Lebanon selama sekitar 40 detik. Banyak penduduk Beirut meninggalkan rumah dan menuju ke jalan, atau menaiki mobil untuk menjauhi gedung.

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.