NEWS

Asosiasi Tekstil Minta Pemerintah Fokus Berantas Impor Ilegal

APSyFI minta pemerintah sudahi perdebatan soal aturan.

Asosiasi Tekstil Minta Pemerintah Fokus Berantas Impor IlegalAktivitas pekeraja Wifkain (dok. Wifkain)
10 July 2024

Fortune Recap

  • APSyFI mendesak pemerintah fokus menyelesaikan permasalahan impor ilegal di industri tekstil Indonesia.
  • Ketua Umum APSyFI meminta pemerintah untuk menghentikan perdebatan aturan impor dan segera bertindak.
  • APSyFI menekan Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk tidak mengalihkan isu dan menutupi kinerja buruk Bea Cukai terkait impor ilegal.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) mendesak pemerintah lintas kementerian untuk berkonsentrasi menyelesaikan permasalahan utama Impor Ilegal, yang diklaim sebagai penyebab pemutusan hubungan kerja (PHK) massal terhadap pekerja tekstil dan penutupan sejumlah pabrik tekstil di Indonesia.

Ketua Umum APSyFI, Redma Gita Wirawasta, meminta kepada pemerintah untuk menyudahi perdebatan dari polemik aturan impor. 

“Semakin lama berdebat soal aturan, kondisi Industri Tekstil semakin memburuk, karena permasalahan utamanya jelas impor ilegal yang saat ini masih terus berlangsung,” kata Redma dalam keterangannya, Rabu (10/7).

Untuk kesekian kalinya, APSyFI meminta pemerintah membereskan kerja buruk Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan yang membiarkan modus impor borongan, pelarian harmonized system (HS), hingga under invoice yang terjadi di depan mata dengan bebas, sehingga barang impor murah membanjiri pasar domestik. 

APSyFI juga kembali menekan Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan untuk tidak kembali berputar-putar mencari alasan dan mengalihkan isu guna menutupi kinerja buruk Bea Cukai yang berada dalam kewenangannya.

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.