NEWS

BASF, VW dan Eramet Akan Investasi Miliaran Dolar di Maluku Utara

Total investasi bangun ekosistem EV capai US$2,6 miliar.

BASF, VW dan Eramet Akan Investasi Miliaran Dolar di Maluku UtaraMenteri Investasi, Bahlil Lahadalia, usai Rapat terbatas bersama Presiden, Senin (30/1). (Tangkapan layar)
18 April 2023

Jakarta, FORTUNE - Presiden Joko Widodo menggelar pertemuan bisnis dengan tiga pemimpin perusahaan Eropa di Hannover, Jerman, Minggu (16/4). Perusahaan tersebut yakni BASF, Eramet, dan Volkswagen (VW) melalui Power Co.

Dalam pertemuan itu, pemimpin perusahaan BASF menyampaikan akan berinvestasi dalam pembangunan ekosistem baterai mobil di Maluku Utara.

Menurut Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, dalam keterangan pers, Senin (17/4), investasinya berkisar US$2,6 miliar. 

Nantinya BASF akan bekerja sama dengan perusahaan Prancis, yaitu Eramet dengan menerapkan praktik usaha yang memperhatikan prinsip ESG atau enviromental, social, and governance serta menggunakan energi hijau. 

“Proses pembangunannya akan mulai dilakukan pada akhir 2023 ini,” ujarnya.

Buat JV dengan perusahaan lokal

Bahlil juga menyebut VW akan berkolaborasi dengan PT Vale Indonesia (Tbk), Ford, dan Huayou yang sedang membangun smelter di Sulawesi Selatan. Lalu ada kerja sama VW, Eramet dan Kalla Group.

"Ketiga VW juga akan bekerja sama dengan perusahaan nasional Merdeka. Poinnya juga akan sama, ekosistem baterai mobil tapi ada yang langsung investasi JV (joint venture), ada yang menjamin supply bahan baku," kata Bahlil.

Dia menilai hal tersebut merupakan momentum yang tepat untuk menunjukkan bahwa Indonesia secara terbuka memberikan peluang investasi kepada perusahaan di seluruh dunia.

“Ini sebagai bentuk investasi yang inklusif dan sekaligus untuk menganulir cara pikir orang bahwa seolah-olah pengelolaan tambang kita di Indonesia tidak memperhatikan kaidah-kaidah yang ada pada standar internasional,” ujarnya.

Dia menambahkan kementeriannya bakal memastikan ketiga komitmen investasi perusahaan Eropa itu dapat terealisasi pada akhir tahun ini untuk mempercepat lini masa hilirisasi bijih nikel domestik menjadi baterai listrik. 

“Kita lihat Eropa sangat luar biasa sekali, tapi kita harus akui geng Eropa dan Amerika Serikat dengan sistem aturan mereka yang menghendaki salah satu negara tidak terlibat,” kata dia.

Mitra IBC bimbang dalam investasi ekosistem baterai

Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, mengatakan dua konsorsium mitra Indonesia Battery Corporation (IBC), Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co, Ltd. (CBL) dan LG Energy Solution (LG) masih bimbang untuk melanjutkan komitmen investasi penghiliran bijih nikel hingga baterai listrik di Indonesia.

Hal itu dia ungkapkan seiring dengan implementasi Undang-undang (UU) Penurunan Inflasi atau Inflation Reduction Act (IRA) yang diterbitkan pemerintah Amerika Serikat pada pertengahan tahun lalu.  

 

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.