Bos Japfa Wafat, Begini Profil Handojo Santosa Salah Satu BPoY 2021
Handojo Santosa, pemilik saham mayoritas Japfa dan Dirut.
Jakarta, FORTUNE - PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk mengumumkan bahwa Handojo Santosa yang menjabat sebagai Direktur Utama Japfa tutup usia pada Minggu, 25 September 2022.
Dalam keterangan resmi yang dimuat dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (26/9) tersebut tidak dijelaskan penyebab meninggalnya Handojo. Berkaitan dengan perubahan susunan direksi perusahaan, manajemen menyampaikan akan dilakukan pada Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan dalam waktu dekat.
Handojo Santosa dalam laman resmi Japfa merupakan warga negara Siprus berusia 58 tahun dan berdomisili di Singapura.
Ia baru berusia tujuh tahun saat keluarganya merintis Japfa. Tentu saat itu bisnisnya tidak sebesar sekarang. Keluarga Handojo memulai usaha pakan ternak melalui PT Java Pelletizing Factory.
Handojo muda bergabung dengan perusahaan keluarga pada 1986 sebagai manajer Divisi Minyak Nabati di Tanjung Perak, Surabaya. Tiga tahun kemudian saat berusia 25, ia dipercaya menjadi wakil presiden direktur. Pada tahun yang sama, tepatnya 23 Oktober 1989, Japfa juga melakukan penawaran saham perdana atau IPO.
Mulai pimpin perusahaan
Handojo kemudian diangkat sebagai direktur utama berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham pada 1997. Di bawah kepemimpinannya, Japfa Comfeed telah berkembang dan mempunyai enam anak perusahaan. Ada PT Suri Tani Pemuka yang fokus ke produksi pangan, PT Ciomas Adisatwa ke properti, PT Indojaya Agrinusa pakan ternak, PT Santosa Agrindo rumah potong sapi, Comfeed Finance bagian investasi dan PT Multi Makanan Permai di bagian perdagangan.
Dengan kiprah yang ditorehkan, Handojo Santosa pun masuk ke dalam daftar Businessperson of the Year 2021 versi Fortune Indonesia.
Pada 2020, total aset perseroan mencapai Rp25,95 triliun. Bagaimanapun, pandemi Covid-19 membuat pendapatan Japfa pada tahun itu susut 4,91 persen menjadi Rp36,96 triliun dari 2019 yang mencapai Rp38,87 triliun. Raihan ini menempatkan Japfa pada peringkat ke-20 dalam daftar Fortune Indonesia 100. Sementara, laba bersih perseroan merosot 48,07 persen menjadi Rp1,76 triliun pada akhir tahun lalu.
Proses pemulihan akibat pandemi
Kendati kinerja perusahaan sempat tertekan, Handojo dapat membawa Japfa tancap gas di tengah tren pemulihan ekonomi 2021. Hingga kuartal ketiga 2021, emiten dengan kode saham JPFA itu meraih pendapatan Rp32,8 triliun atau naik 31,61 persen ketimbang periode setahun sebelumnya. Sementara, laba bersih JPFA mencapai Rp1,51 triliun atau melesat 486,38 persen.
Japfa juga terus membuka pasar baru, khususnya pasar ekspor melalui produk olahannya seperti sosis, nugget, bakso, kornet, ayam berbumbu, dan lainnya. Mengawali kuartal keempat tahun ini, misalnya, Japfa melalui anak usahanya Ciomas Adisatwa melakukan ekspor perdana produk ayam olahan ke Papua Nugini (PNG).