Jakarta, FORTUNE – Perum Bulog mencatat realisasi penyaluran dari program stabilitas pasokan harga pangan (SPHP) jagung untuk peternak baru 19.000 ton, terlalu jauh dari target yang dicanangkan untuk 2023 yang mencapai 189.000 ton.
“Kami terus mendorong dari teman-teman [kantor wilayah] untuk mendorong penyaluran sesuai target pagu yang ditetapkan,” kata Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Cahyaningtiyas Rispinatri, dalam rapat koordinasi membahas inflasi daerah yang dilakukan secara virtual, Rabu (27/12).
Dalam paparannya, Cahyaningtiyas menunjukkan realisasi penyaluran jagung SPHP setiap kantor wilayah (kanwil). Dari total sembilan kanwil, ada tiga yang belum menyalurkan jagung SPHP, yakni Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Jambi.
Kanwil dengan penyaluran tertinggi adalah D.I. Yogyakarta dengan 31 persen.
“Realisaisnya masih perlu didorong dari teman-teman provinsi dan derah untuk bisa mendorong pembelian jagung SPHP ini,” ujarnya.
Untuk program SPHP, jagung yang dipasarkan dipatok dengan harga Rp6.184 per kilogram. Harga ini pun telah mendapatkan persetujuan dari Badan Pangan Nasional.
Selain itu, Cahyaningtiyas memberikan data mengenai penugasan impor jagung yang mencapai 250.000 ton. Menurut data terakhir yang berada di tangannya, kontrak impor telah mencapai 244.000 ton, sedangkan komoditas yang telah tiba di dalam negeri mencapai 178.000 ton.
Efek terhadap harga komoditas lain
Pada kesempatan yang sama, Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri, Tomsi Tohir, menyayangkan langkah Bulog yang terkesan lambat dalam merealisasikan penugasan impor jagung.
Menurutnya, pada fase akhir tahun ini jagung impor tersebut seharusnya telah tiba seluruhnya di dalam negeri, dan bisa digunakan untuk menstabilkan harga di pasar.
“Ini kenapa baru diimpor, dan sekarang Harga Jagung telah melambung hingga 50 persen dari harga acuan, karena harga acuannya Rp5.000 per kilogram,” ujarnya.
Melambungnya harga jagung, kata Tomsi, memberikan dampak terhadap fluktuasi harga daging ayam ras dan telur.
Berdasarkan panel harga badan pangan nasional, per Rabu (27/12), harga daging ayam ras naik Rp1.230 menjadi Rp36.490 per kilogram atau 3,49 persen. Sementara itu, harga telur ayam ras mengalami penurunan Rp380 menjadi Rp27.780 per kilogram atau -1,39 persen.