Cadangan Pangan Rendah, Bapanas Akui Sulit Intervensi Pasar
Usulkan dana talangan ke Kemenkeu buat BUMN Pangan.
Fortune Recap
- Cadangan pangan pokok pemerintah rendah, intervensi harga tidak maksimal
- Bapanas dorong BUMN tambah modal dengan pinjaman murah, daerah tingkatkan kerja sama
- Bapanas usulkan dana talangan dengan subsidi murah dari Kemenkeu untuk BUMN Pangan
Jakarta, FORTUNE - Badan Pangan Nasional atau Bapanas mengakui cadangan sejumlah pangan pokok yang dikelola pemerintah melalui Perum Bulog dan ID Food cukup rendah. Kondisi itu membuat intervensi kenaikan harga sejumlah pangan itu tidak maksimal.
Sekretaris Utama Bapanas, Sarwo Edhy, mengatakan cadangan beberapa pangan yang dikelola pemerintah memang cukup rendah. Penyebabnya adalah modal badan usaha milik negara (BUMN) yang mengelola Cadangan Pangan tersebut menipis.
Untuk itu, Bapanas mendorong BUMN pangan menambah modal melalui pinjaman murah atau nonkomersial berskema subsidi bunga. Bapanas juga meminta daerah minus dan surplus pangan meningkatkan kerja sama untuk menstabilkan stok dan harga pangan tersebut.
“Sejumlah daerah juga telah menandatangani MoU (nota kesepahaman) dengan sejumlah petani unggulan, terutama cabai dan bawang merah. BUMN pangan juga telah bekerja sama dengan badan usaha milik daerah atau pelaku usaha pangan pokok,” kata dia dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang digelar Kementerian Dalam Negeri yang disiarkan secara virtual, Senin (9/9).
Per 6 September 2024, cadangan pangan pemerintah, menurut Bapanas, meliputi Beras sekitar 1,45 juta ton, jagung 119.098 ton, dan kedelai 1 ton. Adapun untuk bawang merah, cabai, dan bawang putih, pemerintah sama sekali tidak memiliki cadangan.
Selain itu, Sarwo menyebut bahwa pihaknya telah mengusulkan kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk menyiapkan dana talangan dengan subsidi murah.
Dengan begitu, kata dia, BUMN Pangan dapat bergerak lebih luas dalam menyiapkan cadangan pangan dengan tidak menggunakan bunga komersial.
“Sehingga dana ini in-hold, jadi tidak hilang, tetapi dengan bunga rendah. Ini yang sedang kami upayakan,” ujarnya.
Kondisi perberasan nasional
Sarwo juga menjelaskan kondisi perberasan nasional berdasarkan Proyeksi Neraca Pangan Nasional Tahun 2024 yang dimutakhirkan per 23 Agustus 2024. Stok beras nasional dalam kondisi aman jika perkiraan produksi beras nasional sepanjang tahun ini mencapai 30,86 juta ton dan impor 3,6 juta ton beras terealisasi.
Berdasarkan acuan itu, dan konsumsi beras tahunan 31,21 juta ton, stok beras nasional pada akhir 2024 diperkirakan mencapai 8,13 juta ton.
Stok itu cukup untuk memenuhi kebutuhan beras selama 2,5 bulan atau hingga panen raya padi tahun depan.
“Saat ini, beras impor yang didatangkan sebanyak 2,7 juta ton. Jika produksi beras dalam negeri tidak sesuai target, kami akan merealisasikan sisa kuota impor beras (850.000 ton),” kata Sarwo.