NEWS

Indef Ungkap Dampak Negatif BMAD Bila Diberlakukan ke Industri Keramik

Perlu juga diawasi mengenai tindakan balasan dari Cina.

Indef Ungkap Dampak Negatif BMAD Bila Diberlakukan ke Industri KeramikIlustrasi: pergudangan industri ubin keramik. (Dok.123RF)
16 July 2024

Fortune Recap

  • INDEF mengungkap dampak BMAD terhadap impor keramik dari Cina.
  • Kebijakan ini dapat menyebabkan trade diversion ke India dan Vietnam.
  • Termasuk dampak negatif lainnya adalah harga naik, persaingan pasar berkurang, dan potensi PHK meningkat.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) mengungkap sejumlah dampak apabila bea masuk anti dumping (BMAD) diterapkan pada tujuh komoditas impor, termasuk Keramik dari Cina.

Menurut Kepala Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi INDEF, Andry Satrio Nugroho, kebijakan ini justru bisa menguntungkan negara lain. Salah satu dampaknya adalah trade diversion ke India dan Vietnam, seperti yang terjadi di Amerika Serikat.

Kedua negara ini, kata Andry, merupakan eksportir terbesar keramik HS 690721.

"India salah satu yang mendapatkan keuntungan saat BMAD produk keramik dari Cina diterapkan di AS," kata Andry yang dikutip dari kanal YouTube INDEF, Selasa (16/7).

Dampak negatif lainnya adalah semakin kecilnya persaingan pasar, yang mengurangi pilihan konsumen dan membuat harga keramik naik. Produsen dalam negeri mungkin akan menaikkan margin keuntungan dengan menekan harga jual akibat kenaikan harga impor keramik.

"Semakin rendah kuantitas atau volume keramik di pasar sementara permintaan keramik domestik meningkat, maka harga yang diterima konsumen akan semakin mahal," ujarnya.

Andry juga menyebutkan bahwa industri non-produsen dalam negeri pada sektor ritel, real estate, properti, importir, forwarder, dan logistik akan dirugikan. Bahkan, ada potensi efisiensi tenaga kerja atau pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dapat meningkatkan jumlah pengangguran.

Dia pun mewanti-wanti tentang risiko balas dendam dari pihak Cina, yang bisa berupa pengenaan tarif dan hambatan-hambatan lain sebagai mitra dagang Indonesia.

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.