Indonesia-Vietnam Sepakat Naikkan Perdagangan Hingga US$18 Miliar
Kedua negara juga sepakat meningkatkan status kemitraan.
Fortune Recap
- Target perdagangan bilateral Indonesia-Vietnam US$18 miliar pada 2028, naik dari target sebelumnya.
- Kedua negara perlu mengurangi hambatan dagang, menuntaskan perjanjian ketahanan pangan, dan meningkatkan status kemitraan menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif.
- Pertemuan membahas isu bilateral, regional, dan global serta kerja sama pertahanan antara kedua negara.
Jakarta, FORTUNE - Indonesia dan Vietnam sepakat menargetkan nilai Perdagangan bilateral sebesar US$18 miliar atau lebih pada 2028, naik dari target semula yang minimal mencapai US$15 miliar.
Kesepakatan tersebut dicapai dalam pertemuan ke-5 Joint Commission on Bilateral Cooperation (JCBC) RI-Vietnam di Hanoi, Rabu (24/4), dipimpin oleh Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, dan Menteri Luar Negeri Vietnam, Bui Thanh Son.
“Untuk mencapai target ini, kedua negara perlu terus mengurangi hambatan dagang dan segera menuntaskan perjanjian ketahanan pangan serta mengoptimalkan peran Joint Committee on Economic, Scientific and Technical Cooperation (JC-ESTC)," kata Retno dalam pernyataan persnya, Kamis (25/4).
Pertemuan JCBC ke-5 membahas isu bilateral, regional, dan global. Pada kesempatan tersebut, kedua Menlu sepakat meningkatkan status kemitraan dari Kemitraan Strategis menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif.
Di tengah meningkatkan rivalitas geopolitik di kawasan, Retno mendorong dimulainya 10th Policy Dialogue Indonesia-Vietnam guna mempererat dialog.
Terkait pertahanan, Retno menyambut baik penyelenggaraan Defense Policy Dialogue ke-3 antara Kementerian Pertahanan kedua negara, penyelenggaraan Air-Staff Talk pertama antara Angkatan Udara kedua negara yang akan digelar tahun ini, dan keikutsertaan Angkatan Laut Vietnam pada Multilateral Naval Exercise ke-24 dan ASEAN Solidarity Exercise tahun lalu yang diadakan di Batam.
“International Defense Expo yang akan diselenggarakan Desember tahun ini untuk memamerkan produk-produk industri pertahanan Indonesia. Vietnam juga menyampaikan terima kasih di dalam pertemuan JCBC atas bantuan Indonesia di dalam membangun Vietnam's Peacekeeping Center yang sesuai dengan standar PBB," ujarnya.
Penguatan kerja sama keamanan, maritim, dan investasi
Dalam bidang keamanan, Retno mendorong penguatan kerja sama untuk mengatasi kejahatan transnasional yang meningkat, terutama kasus perdagangan orang menyangkut online scam.
Pada sektor maritim, dia mendorong penguatan kerja sama guna menangani penangkapan ikan secara ilegal atau IUU Fishing.
“Terkait dengan investasi, terdapat minat tinggi investasi dua arah. Oleh karena itu diperlukan iklim investasi yang baik. Indonesia pada kesempatan JCBC juga memintakan perlindungan terhadap para investor Indonesia yang telah menanamkan investasinya di Vietnam," kata Retno.
Kedua Menlu juga membahas penguatan kerja sama pada sektor energi, kesehatan, pariwisata, dan pendidikan. Selain itu, dibahas juga isu-isu kawasan dan dunia.
Secara garis besar, kedua negara sepakat untuk terus bekerja sama dalam memelihara perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran Asia Tenggara dan Indo Pasifik.
“Kedua negara juga menekankan pentingnya terus dihormatinya Hukum Internasional, termasuk UNCLOS 1982. Tanpa penghormatan terhadap Hukum Internasional, maka perdamaian dan stabilitas akan sulit terjaga seperti yang terjadi di wilayah lain," kata Retno.
JCBC ke-5 digunakan untuk stocktaking perkembangan kerja sama bilateral dan tindak lanjut pertemuan JCBC ke-4 (2022) serta tindak lanjut kunjungan Presiden Joko Widodo ke Vietnam pada Januari lalu.