Jakarta, FORTUNE - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjamin pasokan Beras aman menjelang Ramadan, kendati harganya saat ini sangat bergejolak.
Setelah memeriksa sendiri kondisi simpanan beras ke sejumlah daerah, Presiden Jokowi memastikan stok beras di gudang-gudang Bulog saat ini aman.
"Setiap tahun sudah rutinitas yang selalu kita jaga terus," kata Jokowi di Gudang Bulog Bekasi yang dikutip dari kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (17/2).
Jokowi pun sekaligus membantah kabar beras langka di pasaran. Dia menyebut stok beras di gudang-gudang Bulog masih sangat melimpah.
Meski begitu, Jokowi mengakui pasokan pada beberapa waktu lalu belum tersalurkan dengan baik. Oleh karena itu, dia mengatakan harus ada perbaikan dalam penyaluran beras ke daerah agar cadangan yang ada bisa terdistribusi.
"Yang paling penting memang bagaimana mendistribusikan secara baik dan sampai ke pasar, sampai ke masyarakat, sampai ke supermarket, semuanya bisa tersedia," ujarnya.
Menjelang musim panen petani
Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mengatakan pemerintah selalu mengecek stok beras dan mempersiapkan ketersediaan maupun pasokan ke seluruh masyarakat.
"Stok beras Bulog saat ini 1,4 juta ton," kata Arief.
Dia menjelaskan fokus pemerintah sekarang ini adalah menjaga keseimbangan pada semua lini rantai pasok pangan, terutama di tingkat produsen. Meskipun langkah impor dilakukan, tapi kepentingan petani harus senantiasa dijaga.
“Importasi ini dilakukan secara terukur," kata Arief.
Bapanas meminta Bulog menyeimbangkan harga beras di tingkat petani. Sebab, panen raya pada Maret diprediksi mencapai 3,5 juta ton, "bahkan kita berharap bisa sampai 5 juta ton dalam dua bulan ke depan," ujarnya.
Berdasarkan panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), Jumat (16/2) harga beras terbang tinggi melampaui harga eceran tertinggi (HET).
Harga beras jenis premium mencapai Rp15.970 per kilogram, padahal HET beras premium hanya berkisar Rp12.900 hingga Rp14.800 per kilogram.
Sementara, harga beras jenis medium mencapai Rp13.970 per kilogram, padahal HET-nya hanya berkisar Rp10.900 hingga Rp11.800 per kilogram.