KCI Andalkan PMN Hingga Kredit Bank untuk Beli KRL Baru dan Retrofit
Seluruh aksi korporasi tersebut masih dalam proses.
Jakarta, FORTUNE - PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) akan melakukan impor sarana Kereta Rel Listrik (KRL) baru sebanyak tiga rangkaian (trainset) dengan jumlah gerbong 36 unit.
Sumber dana yang akan digunakan tersebut berasal dari induk perusahaan PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI hingga pinjaman perbankan.
“Dari KAI hampir Rp800 miliar, kemudian yang Rp3,6 triliun kita pinjam ke bank. Sisanya kami perjuangkan baik dari PMN (penyertaan modal negara), maupun dari PSO (public service obligation atau kewajiban pelayanan publik),” kata VP Corporate Secretary KAI Commuter, Anne Purba, di kantor KCI, Stasiun Juanda, Jakarta, Senin (11/6).
Anne menegaskan nominal tersebut tidak sebatas untuk pengadaan KRL baru impor, tapi termasuk untuk membiayai retrofitting 19 rangkaian dan pengadaan 16 rangkaian KRL baru dari PT INKA (Persero).
Dia mengatakan seluruh aksi korporasi tersebut masih dalam proses. Namun, dia pastikan barang pengadaan KRL impor baru akan mulai beroperasi pada 2024–2025.
Taksiran pengadaan KRL impor baru
PT Kereta Api Indonesia (Persero) alias KAI sempat mengungkap kebutuhan dana untuk impor KRL baru dari luar negeri dengan taksiran awal sekitar Rp676,8 miliar.
Anne menyebut angka itu mengacu pada rerata penawaran untuk pengadaan KRL baru dari berbagai negara.
"Itu kan dapat dari penawaran dari berbagai negara dan beberapa manufaktur, sekitar segitu. Tapi kita masih proses pengadaannya," kata dia.
Ketika dikonfirmasi mengenai asal KRL baru impor tersebut, Anne belum bisa memastikan, sebab proses penawaran sedang berjalan.
"Ini masih dalam masa pengadaan ya, saya belum mau sebut merek, saya tidak mau sebut negaranya. Kalau sudah selesai nanti kami akan info," ujarnya.