NEWS

Komisi VII DPR: Cadangan Minyak Indonesia Sisa 2,4 Miliar Barel

Indonesia dihadapi dengan menipisnya cadangan minyak.

Komisi VII DPR: Cadangan Minyak Indonesia Sisa 2,4 Miliar Barelilustrasi kilang minyak (unsplash.com/Robin Sommer)
19 September 2024

Fortune Recap

  • Ketua Komisi VII DPR, Sugeng Suparwoto, menyatakan bahwa penyediaan energi Indonesia terutama BBM semakin mahal dan terbatas.
  • Cadangan minyak Indonesia semakin menipis, hanya tersisa sekitar 2,4 miliar barel yang bisa diambil.
  • Indonesia menghadapi tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan energi nasional karena infrastruktur yang belum memadai.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Ketua Komisi VII DPR, Sugeng Suparwoto, mengemukakan kondisi penyediaan Energi Indonesia khususnya Bahan Bakar Minyak (BBM) semakin mahal dan terbatas, karena produksi setiap tahunnya mengalami penurunan.

Sugeng mengatakan bahwa Cadangan Minyak Indonesia semakin menipis, hanya tersisa sekitar 2,4 miliar barel yang bisa diambil. Jumlah ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan negara produsen minyak seperti Venezuela yang memiliki cadangan hingga 300 miliar barel.

“Kita harus catat bahwa proven reserve minyak kita tinggal 2,4 miliar barel saja. Total cadangan keseluruhan sekitar 4 miliar (barel), tetapi yang bisa diangkat tinggal 2,4 miliar,” kata Sugeng acara Coffee Morning Energy Edition di Senayan Park, Jakarta, Rabu (19/9).

Saat ini produksi minyak nasional hanya sekitar 600.000 barel per hari, sedangkan kebutuhan minyak domestik Indonesia adalah 1,44 juta barel per hari.

Untuk memenuhi kekurangan tersebut, Indonesia harus mengimpor minyak dari berbagai negara dengan total 840.000 barel per hari. Terdiri dari BBM sebesar 600.000 barel per hari dan minyak mentah 240.000 barel per hari. 

Sugeng tidak menampik bahwa dari 128 cekungan yang ada di Indonesia, masih ada 60 cekungan migas yang dapat dieksplorasi. Namun demikian, beberapa tahun belakangan ini terekam lebih banyak temuan gas dibandingkan minyak.

Menurutnya, cadangan gas Indonesia relatif besar, mencapai 60 TCF (trillion cubic feet) yang mayoritas ditujukan untuk ekspor, meski dalam konteks global jumlah ini masih terbatas.

Sugeng menambahkan bahwa eksplorasi dan eksploitasi gas terus dilakukan, namun pemanfaatannya masih terkendala oleh infrastruktur, seperti pipa transmisi gas yang belum memadai.

“Kita punya gas yang besar, tetapi sebagian masih diekspor, dan untuk memanfaatkannya secara optimal, kita butuh infrastruktur seperti pipa transmisi. Namun, anggaran untuk proyek pipa Cirebon-Semarang di APBN 2025 tidak disetujui,” kata Sugeng.

Kondisi ini membuat Indonesia menghadapi tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan energi nasional. Tanpa infrastruktur yang memadai, gas alam harus dicairkan menjadi LNG, yang menambah biaya US$2–4 per MMBTU. Padahal, kebutuhan gas dalam negeri, terutama untuk industri pupuk, terus meningkat.

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.