Luhut: Studi Awal Perpanjangan Kereta Cepat ke Surabaya Akan Dimulai
Uji coba Kereta Cepat Jakarta-Bandung berjalan mulus.
Jakarta, FORTUNE - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) siap melakukan studi pendahuluan untuk perpanjangan rute Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) menuju Surabaya.
Dia mengungkapkan hal tersebut usai mengikuti uji coba operasional kereta cepat dengan rute Jakarta-Bandung yang berhasil menembus kecepatan rata-rata 350 kilometer per jam.
“Saya kira ini loncatan teknologi. Kita sudah minta. Nanti akan kami laporkan ke Presiden (Joko Widodo), preliminary study untuk Bandung sampai ke Surabaya,” kata Luhut dalam konferensi pers, Kamis (22/6).
Luhut mengaku hasil uji coba kereta cepat sejauh ini cukup baik dengan teknologi tinggi. Selain itu, meski melaju dengan kecepatan maksimal, gerbong kereta tetap minim getaran dan suara sehingga akan terasa nyaman bagi penumpang.
“Tingkat kekedapan suaranya, tingkat goyangannya itu betul-betul senyap. [Kami] bisa rapat di dalam tanpa suara keras tapi dengan suara biasa saja. Ini sangat baik,” ujarnya.
Diklaim bakal lebih hemat
Ia menambahkan, berbekal pengalaman pembangunan KCJB selama lima tahun terakhir, pemerintah bersama PT KCIC dapat melakukan penghematan biaya pembangunan. Kata Luhut, Direktur Rolling Stock Kontraktor KCJB, Liu Shaoyu, juga menyetujui perkataannya.
Perpanjangan rute Kereta Cepat juga diyakini Luhut akan mampu ditopang oleh hilirisasi industri dalam negeri sehingga ketergantungan impor bahan baku untuk membangun ini dapat ditekan.
“Akan banyak material yang tidak perlu kita impor lagi, akan kita gunakan dalam negeri,” kata dia.
Biaya pembangunan KCJB mengalami pembengkakan US$1,2 miliar atau sekitar Rp18,02 triliun. Angka tersebut merupakan hasil audit setiap negara yang kemudian disepakati bersama. Dengan demikian, biaya total proyek yang berlangsung sejak 2016 itu kini mencapai US$7,27 miliar.
Menurut Luhut, rencana yang dia paparkan akan membuat terobosan baru buat Indonesia. Paling tidak, Indonesia bisa mengikuti jejak Cina untuk menjadi negara maju.
"Karena mereka sudah jauh lebih maju dari kita. Tapi mereka ingin share juga teknologinya pada kita," ujarnya.
Kereta Cepat pertama milik Indonesia
Sementara itu, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, menambahkan, kementeriannya akan mendukung perpanjangan rute ke Surabaya.
Ia mengatakan Cina sebagai partner dalam proyek KCJB hanya memiliki dua lokasi yang kecepatan keretanya mencapai 350 kilometer per jam. Di Indonesia, itu merupakan kali pertama.
Sebelum mempersiapkan proyek lanjutan ke Surabaya, Kementerian Perhubungan akan berkonsentrasi untuk melakukan sertifikasi kelaikan operasi sebagai tahapan penerbitan izin operasional untuk KCJB.
“Dalam dua minggu mendatang kami akan intens melakukan satu commisioning atau tes terhadap kereta-kereta yang akan dipakai. Kita harapkan bulan Juli selesai,” kata dia.