Pemerintah Kaji Penambahan Stasiun Kereta Cepat di Kopo Bandung
Moeldoko mengusulkan penambahan tersebut.
Jakarta, FORTUNE - Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, mengusulkan penambahan stasiun untuk Kereta Api Cepat Jakarta Bandung alias Whoosh, di daerah Kopo, Bandung.
Dia menyampaikan pernyataan ini dalam diskusi bersama PT Kereta Cepat Indonesia China (PT KCIC), PT Kereta Api Indonesia, serta perwakilan dari Kementerian Koordinasi Bidang Maritim dan Investasi, dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
“Pilihan ini silakan ditangkap. Tentunya wewenang ini ada di KCIC. Karena ini kereta cepat Jakarta-Bandung, harusnya berhenti benar-benar di Bandung,” kata Moeldoko dalam keterangan yang dikutip Jumat (1/12)
Mengenai konektivitas, kata Moeldoko, upaya peningkatannya perlu dilakukan dengan mempertimbangkan kenyamanan yang akan didapat oleh penumpang Whoosh. Salah satunya soal ketersediaan kursi di kereta feeder saat sudah sampai di Padalarang.
“Pentingkan untuk kenyamanan penumpang, agar tidak berhenti hanya di stasiun Padalarang serta Tegalluar,” ujarnya.
Moeldoko menambahkan KSP akan terus berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait dalam mengkaji kemungkinan untuk menambah stasiun kereta api cepat. Jika pembangunan tersebut akan dilakukan, tentu harus memperhatikan dampak positifnya terhadap masyarakat.
“Silahkan dipersiapkan kajiannya,” katanya.
Ada keterbatasan dana dan izin
Direktur Utama PT KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi, mengatakan usulan pengembangan stasiun kereta api cepat di daerah Kopo telah masuk dalam pertimbangannya, namun belum dapat dilaksanakan menyusul keterbatasan pendanaan serta izin penggunaan lahan di daerah tersebut.
“Terdapat lahan sekitar 30 hektare di Kopo dan itu memungkinkan [dibangun stasiun], tetapi KCIC belum ada dana untuk itu,” ujarnya
Plt. Sekretaris Deputi Bidang Koordinasi Pertambangan dan Investasi, Rifky Setiawan, mengatakan perlu adanya kajian lebih lanjut mengenai pembangunan stasiun di Kopo.
Saat ini, fokus pendanaan ditujukan pada empat stasiun yang telah beroperasi, yaitu Halim, Karawang, Padalarang, dan Tegalluar.
“Kalau nanti dibutuhkan satu stasiun lagi, kami (Kemenkomirnves) akan menyoroti dari sisi pendanaan,” katanya.
KCIC telah bekerja sama dengan berbagai operator untuk menghadirkan integrasi antarmoda. Di Stasiun Halim terdapat LRT Jabodebek, Damri tujuan bandara Soekarno Hatta, Transjakarta, dan layanan khusus taksi konvensional.