NEWS

PMI Manufaktur Turun Lagi, Menperin Tuding Barang Impor Murah

Ada beberapa hal yang picu penurunan kinerja.

PMI Manufaktur Turun Lagi, Menperin Tuding Barang Impor MurahKawasan industri Suryacipta Sedaya milik PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA). (Dok. Suryacipta)
03 September 2024

Fortune Recap

  • PMI manufaktur Indonesia turun menjadi 48,9 pada Agustus 2024, menandakan kontraksi dari posisi Juli 2024.
  • Kontraksi dipengaruhi oleh penurunan output dan permintaan baru yang tajam, serta penurunan permintaan asing hingga paling tajam sejak Januari 2023.
  • Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menyatakan penurunan PMI terjadi karena kurangnya kebijakan signifikan untuk meningkatkan kinerja industri manufaktur.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur Indonesia untuk Agustus 2024 kembali mengalami kontraksi dan turun dari posisi Juli 2024. PMI Manufaktur Indonesia tercatat 48,9, turun 0,4 poin dari Juli 2024 yang sebesar 49,3 atau keluar dari zona ekspansi.

Menurut rilis S&P Global, kontraksi PMI manufaktur Indonesia pada Agustus 2024 dipengaruhi oleh penurunan pada output dan permintaan baru yang paling tajam sejak Agustus 2021. Permintaan asing juga turun semakin cepat hingga paling tajam sejak Januari 2023.

Menanggapi hasil survei tersebut, Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, mengatakan penurunan nilai PMI manufaktur pada Agustus 2024 terjadi akibat belum ada kebijakan signifikan dari kementerian/lembaga lain yang mampu meningkatkan kinerja industri manufaktur.

Itu dipertegas dengan barang impor murah yang masuk di Indonesia sejak Mei 2024, yang membuat masyarakat makin enggan memilih produk lokal dengan dalih perbedaan harga.

“Hal ini dapat menyebabkan industri di dalam negeri semakin menurun penjualan produknya serta utilisasi mesin produksinya,” kata dia dalam keterangan tertulis, Senin (2/9).

Hal ini dibuktikan dengan laporan S&P Global yang menyebutkan adanya pelemahan penjualan yang menyebabkan peningkatan stok barang jadi selama dua bulan berjalan.

Dengan kondisi tersebut, Agus merasa tidak terkejut dengan penurunan PMI manufaktur Indonesia.

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.