Sri Mulyani Ungkap Kerumitan di Balik Persiapan Core Tax
Core Tax merupakan pembaruan dalam pelayanan perpajakan.
Fortune Recap
- Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengungkap kompleksitas pembangunan sistem perpajakan baru, Core Tax Administration System (PSIAP).
- Proses pembangunan mengalami penundaan karena desain awal yang melebihi kompleksitas, memerlukan desain ulang dan perhatian khusus terhadap migrasi data.
- Sistem ini menuntut perubahan pola pikir bagi 40.000 karyawan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) serta pelatihan bagi calon Wajib Pajak (WP) dan asosiasi.
Jakarta, FORTUNE - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, mengungkap tantangan yang dihadapi pemerintah dalam menyiapkan sistem perPajakan baru, yang dikenal dengan nama Core Tax Administration System atau Pembaharuan Sistem Inti Administrasi Perpajakan (PSIAP).
Dalam pemaparannya, Sri Mulyani menjelaskan betapa rumitnya proses pembangunan sistem ini, yang merupakan salah satu proyek terbesar dalam sejarah perpajakan Indonesia. Dia mengatakan proyek ini mengalami penundaan karena kompleksitas yang melebihi desain awal.
“Kami sudah melaporkan juga di sidang rapat kabinet dan memberikan update mengenai pembangunan Core Tax. Ini besar dan kompleks, bisa saja ada meeting untuk menekuni (membahas secara khusus) Core Tax,” kata dia dalam rapat kerja Komisi XI DPR, Rabu (21/8).
Untuk perencanaan, kata Sri Mulyani, pihaknya harus melakukan perancangan ulang. Sebab, setiap melakukan uji coba sistem ini, pihaknya menemukan fungsi-fungsi yang harus dimasukkan dan belum terakomodasi dalam desain awal.
“Itu rumit banget,” ujarnya.
Proses pembangunan Core Tax tidak hanya melibatkan pengembangan teknologi, kata Sri Mulyani, tetapi juga memerlukan perhatian khusus terhadap migrasi data yang sangat besar.
Dengan data 78 juta Wajib Pajak (WP), terjadi transaksi jutaan kali setiap hari. Oleh karena itu, dia menekankan proses migrasi data ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Sebab, data menjadi yang sangat krusial.
“Data migration itu harus dilakukan hati-hati karena kita tidak ingin pada saat kita melakukan ini, fungsi pajaknya tetap harus jalan,” ujarnya.
Selain itu, perubahan sistem ini juga menuntut perubahan pola pikir bagi sekitar 40.000 karyawan Direktorat Jenderal Pajak (DJP).
Menurut Sri Mulyani, proses pelatihan dan edukasi bagi para karyawan sedang dilakukan untuk memastikan mereka siap bekerja dengan sistem baru. Tidak hanya internal, pemerintah juga telah mulai menjangkau calon WP dan asosiasi untuk memastikan kesiapan dan pemahaman mereka terhadap sistem baru ini.
Core Tax bakal diluncurkan dalam waktu dekat
Sri Mulyani berharap bahwa Core Tax akan dapat diluncurkan pada akhir tahun ini atau awal tahun depan.
Meskipun begitu, ia menekankan bahwa dukungan pasca-implementasi akan terus dilakukan untuk memastikan kelancaran operasional sistem ini.
Selanjutnya, Sri Mulyani mengatakan bahwa 2024 akan menjadi tahun yang sangat krusial bagi penyelesaian keseluruhan desain Core Tax.
Dengan skala yang jauh lebih besar dari proyek serupa di negara lain seperti Selandia Baru dan Kanada, Core Tax di Indonesia diperkirakan akan menjadi salah satu sistem perpajakan terbesar di dunia.
“Jadi 2024 ini kritikal Bapak dan Ibu sekalian, untuk Core tax untuk bisa diselesaikan keseluruhan desainnya,” ujarnya.
CTAS yang sedang disiapkan Kemenkeu telah menghabiskan biaya total Rp 977 miliar, dengan perincian realisasi Rp223,83 miliar pada 2021, Rp407,36 miliar pada 2022, Rp34,35 miliar pada 2023 dan pagu Rp311,46 miliar pada 2024.