Tren Inflasi Selama Ramadan dan Lebaran, BPS Soroti Kelompok Ini
BPS mengingatkan sektor ini menjadi penyumbang inflasi.
![Tren Inflasi Selama Ramadan dan Lebaran, BPS Soroti Kelompok Ini](/_next/image?url=https%3A%2F%2Fimage.fortuneidn.com%2Fpost%2F20220908%2Fmarkus-spiske-xrify-4ck1w-unsplash-243e920b9731f31f6c7ef116949b3818-940ca372c2f9ca313e53197e0379ed52.jpg%3Fwidth%3D990%26height%3D660%26format%3Davif&w=2048&q=75)
Fortune Recap
- Pada awal Ramadan 2024, inflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau mencapai 0,41 persen.
- Kelompok makanan dan minuman menjadi penyumbang inflasi terbesar selama Ramadan, sedangkan transportasi mendominasi pada Lebaran.
Jakarta, FORTUNE - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan adanya tren Inflasi yang berbeda antara periode Ramadan dan Lebaran. Inflasi pada masa Ramadan cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan saat Lebaran seiring dengan meningkatnya permintaan masyarakat terhadap bahan makanan dan minuman. Namun, setelah Lebaran usai tekanan inflasi pada umumnya berkurang.
Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, mengatakan pada awal Ramadan pada Maret 2024, inflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau mencapai 0,41 persen. Namun, pada periode setelah Lebaran sekitar April, tekanan inflasi tersebut mulai menurun.
Secara historis, kelompok makanan dan minuman menjadi penyumbang inflasi terbesar selama Ramadan, sementara pada periode Lebaran sektor transportasi lebih mendominasi.
“Kalau kita belajar dari tahun lalu, pada saat awal Ramadan di bulan Maret 2024 terjadi inflasi makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,41 persen. Tetapi kemudian di bulan April setelah Lebaran, tekanan inflasinya berkurang,” kata Amalia dalam rapat koordinasi infilasi daerah, Senin (10/2).
Lebih lanjut, ia menyoroti beberapa komoditas yang kerap mengalami lonjakan harga selama Ramadan. Daging ayam ras, misalnya, sempat mengalami kenaikan harga pada Maret 2024 sebelum tekanan inflasinya mereda pada April.
Kelompok makanan dan minuman yang perlu diwaspadai
Telur ayam ras juga mengalami lonjakan inflasi 9,4 persen pada Maret 2024, tapi kembali mengalami deflasi pada bulan berikutnya. Sementara itu, bawang putih mengalami kenaikan harga pada periode Ramadan dan terus meningkat hingga Lebaran.
“Oleh sebab itu, kelompok makanan dan minuman bakal mengalami deflasi pada momen Lebaran tetapi mengalami inflasi pada saat Ramadan. Minyak goreng, daging ayam ras, telur ayam ras, dan bawang putih menjadi komoditas yang perlu diwaspadai,” kata Amalia.
BPS juga mengingatkan bahwa perbedaan tren inflasi pada tahun ini perlu dicermati lebih lanjut dengan melihat perkembangan Indeks Perubahan Harga (IPH). Dengan adanya pola historis ini, pemerintah dan pelaku usaha diharapkan dapat mengantisipasi dampak inflasi yang terjadi selama Ramadan dan Lebaran agar stabilitas harga tetap terjaga.
Hingga Januari 2025, Indeks Harga Konsumen turun atau deflasi 0,76 persen secara bulanan, jauh di bawah perkiraan pasar yang semula memprediksi akan terjadi inflasi 0,35 persen secara bulanan. Dalam catatan tahunan atau dibandingkan Januari 2024, inflasi IHK pada Januari 2025 hanya mencapai 0,76 persen secara tahunan, jauh lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan konsensus pasar yang memprediksi inflasi 1,57 persen secara tahunan.
Angka inflasi Januari 2025 menjadi yang terendah dalam 25 tahun terakhir. Pada Januari 2000, IHK tercatat sebesar 0,28 persen secara tahunan.
Pada saat perekonomian terkena dampak pandemi Covid-19, IHK Indonesia juga belum pernah sampai turun di bawah 1 persen.