Pizza Hut Indonesia Tutup Banyak Gerai dan PHK 371 Karyawan
Pizza Hut menyebut ada dua sentimen penurunan kinerja.
Fortune Recap
- PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA) menutup puluhan gerai Pizza Hut Indonesia sepanjang Januari hingga September 2024.
- Pizza Hut Indonesia memiliki 595 gerai yang beroperasi, turun dari 610 gerai pada kuartal II-2024 dan 611 gerai pada kuartal I-2024.
- Pendapatan PZZA turun menjadi Rp2,03 triliun hingga September 2024, dengan kerugian operasional Rp82,40 miliar dan kerugian bersih Rp96,71 miliar. Jumlah karyawan tetap juga turun sebanyak 371 orang.
PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA), selaku pemegang lisensi waralaba Pizza Hut Indonesia, telah menutup puluhan gerai sepanjang Januari hingga September 2024.
Dalam laporan keuangan kuartal III-2024, Pizza Hut Indonesia tercatat memiliki 595 gerai yang beroperasi di berbagai wilayah di Indonesia. Jumlah tersebut berkurang dari catatan pada kuartal II-2024 sebanyak 610 gerai dan pada kuartal I-2024 sebanyak 611 gerai.
Posisi jumlah gerai pada kuartal III-2024 tersebut juga tercatat menurun sebanyak 20 gerai secara tahunan atau year-on-year (YoY) dibandingkan September 2023.
Dari segi keuangan, PZZA mencatatkan pendapatan sebesar Rp2,03 triliun hingga September 2024, mengalami penurunan secara YoY yang tercatat Rp2,75 triliun.
Tingginya beban operasional menyebabkan perusahaan mencatatkan kerugian operasional sebesar Rp82,40 miliar dan kerugian bersih sebesar Rp96,71 miliar.
Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) juga dijelaskan bahwa Pizza Hut Indonesia melaporkan penurunan jumlah karyawan tetap sebanyak 371 orang.
“Pada tanggal 30 September 2024 dan 31 Desember 2023, perusahaan memiliki masing-masing sejumlah 4.651 dan 5.022 karyawan tetap (tidak diaudit),” tulis manajemen dalam laporan keuangan kuartal III-2024, dikutip pada Senin (18/11).
Direktur Operasional PT Sarimelati Kencana Tbk Boy Lukito menjelaskan, ada dua sentimen yang menyebabkan perseroan mengalami kesulitan dan mengakibatkan penutupan beberapa gerai di Tanah Air.
Sentimen penurunan kinerja PZZA
Dua sentimen tersebut yakni fenomena menurunnya kelas menengah dan kondisi geopolitik yang masih tidak pasti.
“Ada dua pengaruh ekstenal, pertama dari kondisi ekonomi yang terjadi di Indonesia sendiri, yang di mana sama-sama melihat tidak hanya mempengaruhi Pizza Hut tapi juga industri bisnis lainnya itu dari ekonomi menengah yang turun kelas, dan itu juga berbeda dengan geopolitik,” ujar Lukito.
Ia juga menjelaskan dampak ketidakpastian geopolitik mengakibatkan social reasoning PZZA yang menurun.
Strategi PZZA dalam menangani penurunan kinerja dilakukan dengan perubahan “image” restoran dari segi desain interior, eksterior yang lebih powerful yang lebih relevan seperti contohnya pada Ristorante yang sudah ada 30 gerai.
“Ada beberapa outlet yang memang sudah outdated atau ketinggalan desainnya, suasananya, atmosfirnya dan itu jadinya tidak lagi jadi menarik di kalangan gen z dan milennials, fokus kami itu ke depannya adalah meng-upgrade restoran-restoran kami,” kata dia.