Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Gencatan senjata rencananya mulai Minggu (19/1).
Fortune Recap
- Israel melakukan serangan ke Gaza, Palestina, menewaskan 101 warga termasuk 27 anak dan 31 wanita.
- Kabinet Israel akan mengadakan pertemuan untuk menyetujui perjanjian gencatan senjata di Gaza.
- Badan PBB memperkirakan 15 anak per hari di Gaza menderita luka akibat perang yang menyebabkan kecacatan.
Israel kembali melakukan serangan ke wilayah Gaza, Palestina. Setidaknya 101 warga Palestina tewas termasuk 27 anak-anak dan 31 perempuan, sejak pengumuman perjanjian Gencatan Senjata yang akan dimulai pada Minggu, (19/1).
Dalam rapat pada Jumat (17/1) waktu setempat, kabinet Israel menyetujui gencatan senjata di Gaza dan sepakat membebaskan sekitar 95 sandera. Sementara itu, dua menteri sayap kanan Israel, Bezalel Smotrich dan Itamar ben Gvir menolak kesepakatan ini. Smotrich bahkan mengancam akan mundur jika gencatan senjata disetujui.
Soal gencatan senjata Israel-Hamas
Qatar, salah satu mediator utama gencatan senjata, mengumumkan Israel dan Hamas telah menyetujui perjanjian gencatan senjata. Hal ini terjadi seusai lebih dari 460 hari perang yang menghancurkan Gaza, dikutip Al Jazeera, Jumat (17/1).
Mulai berlaku Minggu, 19 Januari 2025
Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani mengatakan pada Rabu (15/1) bahwa perjanjian gencatan senjata akan mulai berlaku pada Minggu, (19/1). Namun, dia menambahkan, upaya untuk menerapkan langkah-langkah genjatan senjatan tersebut antara Israel dan Hamas terus berlanjut.
Menurut pernyataan dari kantor PM Israel, jika disetujui oleh pemerintah dan kabinet Israel, kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas dapat dilanjutkan sesuai jadwal yang direncanakan. Selain itu, para tawanan bakal dibebaskan paling cepat pada Minggu (19/1) mendatang.
Hamas: Rakyat Palestina tak akan lupa
Sebelumnya, di sisi lain, Anggota biro politik Hamas Khalil Al Hayya mengatakan bahwa rakyat Palestina tidak akan melupakan siapa pun yang mengambil bagian dalam perang genosida.
“Apa yang dilakukan Israel dan para pendukungnya—mulai dari perang genosida brutal hingga kejahatan mirip Nazi—akan tetap terpatri dalam ingatan rakyat kami dan dunia sebagai genosida paling keji di era modern,” tutur dia dalam konferensi pers, Rabu (15/1), menukil Anadolu, Jumat (17/1).
Dia juga menyebut adanya sikap terhormat dari semua negara yang mendukung mereka di berbagai bidang, terutama Turki, Afrika Selatan, Aljazair, Rusia, Tiongkok, Malaysia, dan Indonesia.
“Masyarakat kami berdiri teguh di tanah mereka, tidak melarikan diri atau bermigrasi, dan bertindak sebagai perisai pelindung bagi perlawanan mereka,” pungkas Khalil Al Hayya.
Jumlah korban
Untuk diketahui, sejak 7 Oktober 2023 lalu, serangan Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 46.788 warga Palestina dan menyebabkan 110.453 orang luka-luka.
Di samping itu, menurut Badan PBB untuk pengungsi Palestina (United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East/UNRWA), sekitar 15 anak per harinya di Gaza dilaporkan menderita luka akibat perang. Hal ini berakibat kecacatan yang dapat mengubah hidup mereka.