Mentan Ingin NTT Jadi Lumbung Pangan Nasional, Pasok Beras
Target maksimal tiga tahun untuk persiapannya.
Fortune Recap
- Menteri Pertanian ingin jadikan NTT sebagai lumbung pangan timur Indonesia dalam 3 tahun
- NTT memiliki potensi lahan 300 ribu hektare, bisa surplus 700 ribu ton beras
- Kementan RI berkomitmen memberikan bantuan irigasi, pupuk, alsintan untuk swasembada pangan dan menekan inflasi di NTT
Jakarta, FORTUNE – Menteri Pertanian (Mentan) RI, Andi Amran Sulaiman berambisi untuk membuat Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai Lumbung Pangan di timur Indonesia dengan waktu maksimal tiga tahun. Dia menilai NTT dapat menjadi salah satu tulang punggung ketahanan nasional, karena memiliki potensi lahan yang mencapai 300 ribu hektare.
“Potensinya luar biasa. Jika 200 ribu hektare saja kita tanami dua kali setahun, produksi bisa mencapai 2 juta ton beras. Padahal kebutuhan NTT hanya 1,3 juta ton. Artinya, kita surplus 700 ribu ton,” kata Amran dalam keterangannya, Jumat (24/1).
Kemudian dia menjelaskan, jika NTT mampu memenuhi kebutuhan pangannya sendiri, ketergantungan pada provinsi lain seperti Sulawesi Selatan dan Jawa Timur bisa berkurang. Menurut Amran, hal ini bakal menekan biaya logistik yang selama ini menjadi penyebab harga beras tinggi dan inflasi di wilayah tersebut.
“Kalau swasembada, inflasi terkendali, harga pangan rendah, dan masyarakat lebih sejahtera. Selama ini, biaya angkut dari luar daerah ditanggung rakyat, makanya harga mahal,” ujar dia.
Untuk merealisasikan target tersebut, lanjut Amran, Kementan berkomitmen memberikan berbagai bentuk bantuan, mulai dari irigasi, pupuk, alat dan mesin pertanian (alsintan), hingga pendampingan intensif.
“Kami targetkan jangan lewat tiga tahun. Kami bantu semua yang dibutuhkan, termasuk biaya optimalisasi lahan,” kata dia.
Selain menekan inflasi, Amran berharap program swasembada ini dapat menjadi solusi efektif untuk menurunkan tingkat kemiskinan di NTT yang saat ini mencapai 20 persen.
“Sektor pertanian adalah kunci untuk mengurangi kemiskinan di NTT. Jika ini berhasil, rakyat akan lebih sejahtera,” tutur dia.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Gubernur NTT Andriko Noto Susanto menyambut baik perhatian pemerintah pusat terhadap sektor pertanian di wilayahnya. Dia menjelaskan bahwa dari 300 ribu hektare potensi lahan sawah, sebanyak 177 ribu hektare telah digarap dengan indeks pertanaman (IP) 1–1,5.
Andriko juga menyebut bahwa masih terdapat 123 ribu hektare lahan basah yang siap dioptimalkan.
“Kami sangat berterima kasih atas bantuan pemerintah, mulai dari alsintan, pompa, benih, pupuk, hingga pembangunan bendungan dan embung. Dengan dukungan ini, kami yakin NTT bisa berkontribusi pada swasembada pangan nasional,” kata dia.