Demi Loloskan Eskpor PTFI, Kemendag Akan Ubah Aturan Ekspor Konsentrat
Kemendag tunggu aturan dari Kementerian ESDM.
Jakarta, FORTUNE - Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan mengubah aturan terkait ekspor konsentrat tembaga demi meloloskan PT Freeport Indonesia (PTFI) dari larangan ekspor lantaran smelternya belum rampung.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag, Budi Santoso, mengatakan revisi beleid tersebut masih dalam proses dan ditargetkan rampung pekan ini.
"Mudah-mudahan minggu ini selesai ya Permendagnya. Kan harus ada Permendag dulu, harus diubah," ujar Budi seperti dikutip Antara, Kamis (6/7).
Saat ini, Kemendag juga masih menunggu finalisasi aturan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terkait izin ekspor PTFI. Harapannya, aturan tersebut juga dapat dirampungkan pada pekan ini.
Sebelumnya, CEO Freeport-Mcmoran Inc sekaligus Presiden Komisaris PT Freeport Indonesia, Richard C. Adkerson, mengaku tengah bernegosiasi untuk memperoleh persetujuan kelanjutan ekspor konsentrat tembaga setelah 10 Juni 2023.
Harapannya, ekspor konsentrat masih bisa dilakukan hingga pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) tembaga baru di Manyar, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur, beroperasi penuh pada 2024.
Sinyal dari Menteri ESDM
Sinyal untuk memperbolehkan PTFI tetap mengekspor konsentrat juga dilontarkan Menteri ESDM, Arifin Tasrif, pada April lalu. Ia mengatakan PTFI akan tetap diizinkan melakukan ekspor meski UU No 3 tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (Minerba) mengamanatkan penghentian ekspor komoditas mineral mentah termasuk konsentrat tembaga setelah 10 Juni 2023.
"[Keputusannya] boleh [ekspor konsentrat tembaga], sampai progresnya komitmen dia untuk menyelesaikan [smelter] dan tidak boleh lebih dari pertengahan tahun depan," kata Arifin di lingkungan istana kepresidenan Jakarta, seperti dikutip Antara.
Menurut Arifin, permintaan tersebut perlu dipertimbangkan dengan melihat komitmen PTFI dalam pembangunan smelternya di Gresik. "Kita pertimbangkan kendala yang dihadapi pembangunannya. Waktu COVID-19, kontraktornya Jepang. Jepang saja berapa tahun lockdown. Memang pengerjaan engineering-nya agak sulit berprogres. Kalau engineering tidak ada progres, pembelian materi procurement juga tidak ada progres," jelas Arifin.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, pada Juni lalu mengatakan realisasi investasi smelter PTFI di Gresik telah menyentuh US$2,2 miliar (Rp33 triliun) per Mei 2023 dari total investasi US$3 miliar (Rp45 triliun).
Proyek smelter dengan desain single line terbesar di dunia tersebut telah menyerap 15.000 tenaga kerja dari Indonesia.
“Melalui proyek smelter ini, kita lakukan hilirisasi untuk penciptaan nilai tambah. Kita ingin Indonesia yang tidak hanya dikenal karena sumber daya alamnya saja, tapi karena produknya," kata Bahlil dalam keterangan resminya, dikutip Kamis (22/6).