Empat Anak Usaha BUMN Incar IPO di 2023, Ini Daftarnya
Wamen BUMN jelaskan alasan IPO PGE, PHE, PKT, dan Palm Co.
Jakarta, FORTUNE - Empat anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN) direncanakan bakal melangkah ke pasar modal tahun depan. Wakil Menteri BUMN Pahala Nugraha Mansury mengatakan, empat perusahaan itu antara lain Pertamina Geothermal Energy (PGE), Pertamina Hulu Energi (PHE), Perkebunan Nusantara (Palm Co), dan Pupuk Kalimantan Timur (PKT). Menurutnya, tahun depan adalah momentum yang tepat bagi empat perusahaan tersebut untuk menggalang dana di pasar modal.
"Kami harapkan, dengan sudah menandainya penurunan tingkat bunga, optimisme pasar juga meningkat. Dan kalau dilihat 2022 tidak terlalu banyak IPO, dan bagi investor institusi dan ritel pemanfaatan likuiditas yang ada perlu dilakukan, sehingga kita harapkan 2023 bisa lebih baik," ujarnya usai rapat di Komisi VI DPR, Rabu (7/12).
IPO Pertamina Geothermal Energy
Pahala menuturkan, PGE berencana melepas 20-30 persen sahamnya ke publik. IPO PGE sendiri jadi bagian dari upaya melakukan unlock value yang diharapkan dapat mendorong enterprise value Pertamina secara keseluruhan sebesar US$100 miliar.
Sebagai perusahaan energi panas bumi terbesar di dunia berdasarkan total kapasitas terpasangnya--yakni 672 Megawatt (MW) dioperasikan langsung, sementara 1,2 Gigawatt (GW) dioperasikan melalui perusahaan-perusahaan lain melalui joint operation contract--Pahala menyebut PGE memiliki peluang besar menarik investor dari bursa.
Terlebih, saat ini minat masyarakat dalam pengembangan energi bersih ke depan dengan energi baru terbarukan (EBT) terus meningkat.Pemanfaatan energi panas bumi di Indonesia sendiri hingga kini masih kurang dari 10 persen. Padahal, potensi cadangan geothermal mencapai sekitar 24 GW.
"Kami melihat bahwa dinamika industri positif serta kebijakan yang juga mendukung adanya pengembangan energi panas bumi sebagai salah satu bentuk dari energi baru terbarukan yang memiliki potensi yang sangat besar untuk bisa dikembangkan di Indonesia," jelasnya.
Rencana IPO PHE
Sementara itu, Pertamina Hulu Energi selaku subholding upstream PT Pertamina (Persero) berencana melepas 10-15 persen sahamnya ke publik. Penggalangan dana di pasar modal tersebut, kata Pahala, penting untuk meningkatkan produksi minyak mentah Pertamina yang kini menurun, sementara di sisi lain permintaan BBM domestik terus meningkat.
Dana dari IPO diharapkan dapat digunakan untuk mengembangkan wilayah kerja produksi yang saat ini telah mereka miliki, baik yang berada di Indonesia maupun beberapa negara lain. "Kami harapkan juga akan bisa meningkatkan ketahanan energi sebagai salah satu tantangan kita khususnya dalam jangka waktu pendek ini," katanya.
PHE merupakan perusahaan produksi dan eksplorasi minyak dan gas bumi terbesar di Indonesia berdasarkan total produksi. Menurut Pahala, subholding upstream tersebut berkontribusi besar bagi Pertamina sehingga IPO bisa menjadi langkah strategis untuk merealisasikan rencana pertumbuhan produksinya dalam lima tahun mendatang.
Saat ini jumlah pinjaman PHE sekitar US$4,5 miliar, sementara total kebutuhan pendanaan untuk belanja modal pada 2022-2024 mencapai US$15 miliar.
"Jadi, ini yang menjadi satu kebutuhan PHE mengumpulkan ekuitas. Karena, kalau terlalu bergantung utang tidak bagus. Makanya kita kumpulkan dana via pasar modal dan bisa memperbaiki struktur permodalan PHE ke depan dan tidak memberatkan holding," ujarnya.
IPO Palm Co
Untuk Palm Co, yang merupakan anak usaha dari integrasi grup usaha komoditas kelapa sawit PTPN, rencananya akan melepas saham 10-20 persen. Rencana integrasi dan IPO Palm Co, tutur Pahala, memiliki 6 tujuan utama salah satunya optimalisasi value atau nilai penciptaan dari hasil Palm Co.
"Melalui penggabungan anak usaha kami harap bagi produktivitas seluruh kelapa sawit bisa terintegrasi dan dorong nilai perusahaan Palm Co kapitalisasi berkisar Rp40-60 triliun," jelasnya.
Selain itu, IPO juga bisa meningkatkan sustainabilitas keuangan perusahaan, "Kami harap hasilnya tingkatkan ekuitas perusahaan sebesar Rp6-8 triliun. Penggunaanya untuk mengurangi utang dan struktur permodalan PTPN dan Palm Co," ucapnya.
IPO Pupuk Kaltim
Terkait Pupuk Kaltim atau PKT, hingga saat ini pemerintah masih membahas berapa besar saham yang akan dilepas ke pasar modal. Namun, menurut Pahala, kemungkinannya berada di angka 10-20 persen. Nantinya, dana segar yang diperoleh dari bursa akan digunakan salah satunya untuk ekspansi pabrik amonia dan metanol di Papua, yang mencapai US$2 miliar.
"Di luar dari IPO, akan ada pembiayaan dari pinjaman, jadi tidak bisa diestimasikan [berapa dana yang ditargetkan]," ucap Pahala.
PKT sendiri merupakan perusahan pupuk terbesar di antara anak-anak usaha milik Pupuk Indonesia. Total kapasitas produksi Pupuk Kaltim mencapai 6,5 juta ton per tahun. "Kapasitas daripada PKT khususnya dalam hal memproduksi urea adalah merupakan yang terbesar di Asia Tenggara," imbuhnya.
Ia berharap, kedepannya dengan upaya peningkatan jumlah lahan pertanian, permintaan atau konsumsi pupuk di indonesia akan jadi lebih tinggi dibandingkan negara-negara lainnya, khususnya Vietnam dan Malaysia.
"Ini juga kita harapkan menjadi sumber daripada pertumbuhan kedepannya, dan untuk itu melalui pelaksanaan IPO bisa mengumpulkan permodalan yang nanti akan digunakan tentunya untuk bisa meningkatkan kapasitas serta untuk bisa memanfaatkan cadangan gas di Indonesia," jelasnya.