ESDM Petakan 17 Titik Perairan dengan Potensi Energi Laut 60 GW
BBSPGL kembangkan energi laut untuk dukung NZE 2060.
Jakarta, FORTUNE - Kementerian ESDM telah memetakan 17 titik perairan yang memiliki potensi pembangkit listrik Energi Laut sebesar 60 GW. Survei potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) Kelautan tersebut dilakukan Balai Besar Survei dan Pemetaan Geologi Kelautan (BBSPGL), yang berada di bawah Badan Geologi.
Kepala BSPGL Hadi Wijaya mengatakan hasil pemetaan tersebut juga sudah diluncurkan oleh Badan Geologi pada tahun 2022 lalu ke dalam Peta Potensi Energi Laut Indonesia.
Tim BBSPGL telah melewati fase pertama untuk mencari data dukung pemetaan tersebut, dengan melakukan Pre-FS (Feasibility Study), salah satunya adalah site selection.
"Jadi Pre-FS site selection itu untuk bisa menentukan dimana lokasi terbaik, agar kita dapatkan baik itu energi arus, gelombang ataupun energi OTEC," ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Senin (18/12).
Adapun 17 titik perairan potensial tersebut di antaranya:
- Selat Riau
- Selat Sunda
- Selat Toyapakeh Nusa Penida
- Selat Lombok
- Selat Alas
- Selat Molo
- Selat Larantuka
- Selat Boleng
- Selat Pantar
- Selat Mansuar
- Selat Lirung Talaud
- Selat Sugi Riau
- Selat Lampa Natuna
- Selat Lembeh
- Selat Sinaboi Tenggara Medan,
- Selat Patinti Halmahera Selatan,
- Selat Alor
Luas laut Indonesia capai 3.257.357 KM
Lebih lanjut, Hadi menyebutkan dari pemetaan yang telah dilakukan tersebut, dapat dikatakan di seluruh lautan Indonesia mengandung potensi energi laut.
Indonesia sendiri merupakan negara kepulauan yang dikelilingi oleh perairan dengan luas lautan mencapai 3.257.357 KM persegi, mengacu kepada hasil Konvensi Hukum Laut Internasional (UNCLOS) 10 Desember 1982.
Dengan terbentangnya lautan luas tersebut, banyak potensi-potensi energi yang masih tersimpan dan bisa digali agar dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat, salah satunya adalah potensi sumber energi listrik dari laut.
"Indonesia bagian barat, tengah, Timur, bahkan selatan dan utara itu semuanya mengandung potensi energi laut, baik energi arus laut, gelombang, ataupun OTEC," pungkasnya.
Sebagai informasi, BBSPGL berperan sebagai lembaga yang melaksanakan survei dan pemetaan di bidang geologi kelautan, dengan salah satu fungsinya adalah melakukan survei potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) Kelautan.
Adapun salah satu pilar BBSPGL , jelas Hadi, adalah pengkajian dalam mengembangkan energi laut di Indonesia untuk mendukung Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.
"Indonesia itu memiliki potensi energi laut seperti energi arus, gelombang dan OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion)," jelasnya.