NEWS

Janet Yellen Peringatkan Risiko Gagal Bayar Utang AS: Picu Malapetaka

Utang AS capai US$31,4 triliun, lampaui batas undang-undang.

Janet Yellen Peringatkan Risiko Gagal Bayar Utang AS: Picu MalapetakaShutterstock/ Alexandros Michailidis
27 April 2023

Jakarta, FORTUNE - Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen mengatakan pertikaian antara White House dan anggota parlemen dari Partai Republik tentang pagu utang federal akan menjadi masalah yang mengancam berbagai kemajuan pemerintahan Biden dua tahun terakhir.

Mengutip Bloomberg, total utang AS pada Januari 2023 telah melampaui batas yang diatur undang-undang yakni sebesar US$31,4 triliun. 

Kementerian Keuangan yang dipimpin Yellen telah menggunakan manuver akuntansi khusus untuk menyediakan dana dan mencegah gagal bayar (default)—sebuah peristiwa yang ia prediksi akan memicu "malapetaka ekonomi dan keuangan."

Karena itu, dalam teks sambutan yang akan dia sampaikan di sebuah konferensi di Washington Selasa (25/4), ia meminta anggota parlemen untuk mencabut batas utang federal. Hal itu dia sampaikan sembari memuji kebijakan ekonomi mahal pemerintahan Biden yang telah mendorong "pemulihan bersejarah" dari pandemi Covid.

Akhir pekan ini, Yellen diperkirakan akan memberikan panduan baru kepada Kongres tentang berapa banyak waktu yang dimiliki anggota parlemen untuk menaikkan batas sebelum gagal bayar menjadi bahaya nyata.

Penentuan batas utang pemerintah AS

Dalam pidatonya di acara yang diselenggarakan oleh Kamar Dagang Metropolitan Sacramento, Yellen meninjau kemenangan legislatif tertinggi pemerintah, yakni lolosnya undang-undang untuk mengalokasikan lebih dari US$1 triliun pada infrastruktur, penelitian dan manufaktur semikonduktor, dan insentif untuk teknologi energi bersih.

Yellen memuji undang-undang tersebut dengan klaim bahwa pemerintah telah menghasilkan pertumbuhan dan lapangan pekerjaan yang berkontribusi menurunkan tingkat pengangguran keseluruhan menjadi 3,5 persen, dan ke rekor terendah 5 persen untuk orang kulit hitam Amerika. 

Namun, pengeluaran itu juga membantu memicu inflasi dan mendorong Partai Republik di Kongres mengambil garis keras dalam perdebatan batas utang.

Ketua DPR, Kevin McCarthy, telah menuntut janji pemotongan pengeluaran di masa depan dengan bunga yang super tinggi. Sementara Presiden AS Joe Biden bersikeras meminta batas utang dinaikkan tanpa syarat.

Penentuan tentang batas utang tersebut akan diketahui segera setelah para pemimpin parlemen dari Partai Republik melakukan pemungutan suara atas proposal plafon utang pemerintah. Rencananya voting tersebut bakal digelar pada akhir pekan ini.

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.