Jokowi Dorong Industri Lokal Diversifikasi Pasar Ekspor
Indonesia dinilai perlu lanjutkan hilirisasi SDA.
Jakarta, FORTUNE - Presiden Joko Widodo meminta UMKM dan industri lokal melakukan diversifikasi dan perluasan pasar ekspor ke negara-negara non-tradisional, demi mendukung peningkatan pangsa produk lokal.
"Saya minta untuk diteruskan, agar diversifikasi pasar dan perluasan pasar bisa terus kita tingkatkan sehingga pengusaha Indonesia, UMKM Indonesia dan industri produk lokal Indonesia bisa semakin maju dan menjadi bagian penting dari rantai pasok global," ujarnya dalam Pembukaan Trade Expo Indonesia ke-38, Rabu (18/10).
Jokowi juga menekankan pentingnya peningkatan daya saing produsen lokal di tengah era globalisasi dan kompetisi yang semakin ketat.
"Kita tidak boleh lengah, tidak boleh hanya menjadi pasar. Kita harus menjadi pelaku, harus menjadi produsen yang berdaya saing dan yang menguasai pasar," katanya.
Menurutnya, ajang ini memungkinkan eksportir lokal bertatap muka dengan pembeli potensial yang ingin melihat produknya atau melakukan negosiasi langsung sehingga lebih memudahkan interaksi dan membuka peluang transaksi.
"Apalagi, saya dengar, tahun ini juga difokuskan membuka peluang dari pasar non-tradisional seperti Timur Tengah, Asia Selatan, dan Afrika yang dilakukan secara offline dan online," ujarnya.
Lanjutkan hilirisasi
Dalam kesempatan sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan surplus neraca dagang Indonesia yang telah mencapai 41 bulan berturut-turut perlu terus dijaga. Sebab, kini harga komoditas unggulan Indonesia di pasar global tengah melandai.
"Pemerintah telah menyatukan visi misi untuk menjaga resiliensi ekonomi nasional. Salah satunya, Bapak Presiden telah mengeluarkan Kepres 24, tentang Satgas Peningkatan Ekspor. Selain itu dorongan keberlanjutan terhadap kegiatan manufacturing value added atau nilai tambah supply chain dalam bentuk keberlanjutan terhadap hilirisasi," ujarnya.
Pemerintah, lanjutnya, juga terus memanfaatkan forum kerja sama ekonomi internasional untuk memperluas pasar ekspor.
Di samping itu, dengan posisi yang semakin diperhitungkan di pasar global, Indonesia menurutnya juga harus tetap berani mengambil kebijakan strategis. Salah satunya hilirisasi SDA yang terbukti memberi nilai tambah ekspor nikel sebesar US$33 miliar atau Rp514 triliun pada 2022.
"International trust, keberanian serta ketepatan kebijakan ekonomi tentunnya akan membuka peluang lebih besar untuk mampu meraih target indonesia emas," katanya.