Kemenkeu Raup Rp7,87 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang
Incoming bids mencapai Rp34,6 triliun.
Jakarta, FORTUNE - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) meraup Rp7,87 triliun dari lelang tujuh seri surat utang negara (SUN) pada Rabu (23/2). Berdasarkan catatan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu, ketujuh seri yang dilelang melalui sistem Bank Indonesia tersebut meluputi SPN03231122 (new issuance), SPN12240822 (new issuance), FR0095 (reopening), FR0100 (new issuance), FR0098 (reopening), FR0097 (reopening) dan FR0089 (reopening).
Direktur Surat Utang Negara, Deni Ridwan, mengatakan pasar bergerak volatile menjelang lelang ketujuh seri SUN tersebut. Ini dipengaruhi penurunan credit rating beberapa bank di Amerika Serikat oleh S&P dan meningkatnya kekhawatiran bahwa suku bunga Fed akan berada di level tinggi untuk waktu yang lebih lama. Pelaku pasar juga menunggu pidato pemimpin Fed di Jackson Hole Symposium pada Jumat nanti.
Namun demikian, incoming bids cukup baik dengan nominal mencapai Rp34,6 triliun, lebih tinggi dari lelang sebelumnya sebesar Rp32,54 triliun.
"Meningkatnya demand investor tersebut didukung faktor positif dari pasar domestik, antara lain Postur RAPBN 2024 yang semakin sehat dengan defisit diproyeksikan turun menjadi Rp522,8 triliun atau 2,29 persen dari PDB," ujarnya.
Penerbitan SUN seri baru FR0100 dengan tenor 11 tahun sebagai calon SUN seri benchmark tenor 10 tahun untuk 2024 mendapat sambutan yang sangat positif. Hal ini tecermin pada incoming bids seri tersebut yang mencapai Rp19,53 triliun atau 56,4 persen dari total incoming bids, dan dimenangkan sebesar Rp6,85 triliun atau 87,04 persen dari total awarded bids.
"Incoming dan awarded bids seri tersebut merupakan yang terbesar pada lelang hari ini," katanya.
Volatilitas pasar domestik berdampak ke yield
Deni juga mencatat peningkatan permintaan investor asing menjadi Rp5,63 triliun dari Rp4,49 triliun pada lelang sebelumnya. Ini menunjukkan berlanjutnya capital inflow investor asing ke pasar SBN.
"Mayoritas incoming bids investor asing tersebut berada pada seri SUN baru yaitu FR0100 sebesar Rp4,34 triliun atau 77,12 persen dari total incoming bids investor asing dan dimenangkan sebesar Rp1,09 triliun atau 13,9 persen dari total awarded bids," ujarnya.
Menurut Deni, volatilitas pasar keuangan domestik juga turut berdampak pada naiknya tingkat imbal hasil obligasi negara secara umum. Weighted Average Yield (WAY) pada lelang hari ini naik tipis antara 1 hingga 4 bps apabila dibandingkan dengan level yield pasar sekunder pada penutupan kemarin.
Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, pemerintah memutuskan untuk memenangkan permintaan sebesar Rp7,87 triliun dengan mempertimbangkan yield SBN yang wajar di pasar sekunder, rencana kebutuhan pembiayaan tahun 2023, dan kondisi APBN terkini.
"Sesuai dengan kalender penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) tahun 2023, lelang penerbitan SUN selanjutnya akan dilaksanakan pada tanggal 5 September 2023," katanya.