Presiden Tugaskan Ma'ruf Percepat Pembangunan Pabrik Pupuk di Fakfak
Pupuk Kaltim investasi US$1 miliar untuk pabrik di Fakfak.
Jakarta, FORTUNE - Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengatakan Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan percepatan pembangunan pabrik pupuk baru PT Pupuk Kaltim di Fakfak, Papua Barat. Secara khusus, tugas mempercepat proyek strategis nasional (PSN) tersebut dimandatkan kepada Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
"Saya pikir ini adalah perhatian khusus dari Bapak Wakil Presiden khususnya yang diberikan mandat penuh oleh Bapak Presiden untuk mengurus percepatan pembangunan," kata Bahlil saat meninjau lokasi proyek pabrik Pupuk Kaltim bersama Wapres di Fakfak, seperti dikutip Antara, Minggu (16/7).
Pupuk Kaltim telah memulai pembangunan pabrik baru di kawasan industri Fakfak sejak Januari lalu. Proyek dalam rencana strategis PKT ini diluncurkan untuk terus menyesuaikan performa produksi dengan kebutuhan pasar.
Meski proses pembangunan pabrik Pupuk Kaltim masih dalam tahap yang sangat awal, perusahaan tersebut telah mengamankan beberapa infrastruktur terkait dimulainya proyek ini.
Salah satunya untuk pasokan gas yang sudah dipastikan akan didapat dari Genting Oil Kasuri Pte.Ltd (GOKPL). Sumber gas yang dipasok untuk proyek pembangunan ini akan diambil dari sumber gas yang telah disepakati, yakni Lapangan Asap, Merah dan Kido (AMK) di Kasuri, Papua Barat.
Momentum tepat untuk ekspansi
Direktur Utama Pupuk Kaltim, Rahmad Pribadi, mengatakan kehadiran Ma’ruf didampingi Bahlil merupakan bukti restu serta komitmen nyata pemerintah untuk mendukung dimulainya pembangunan pabrik tersebut. Apalagi, pabrik tersebut akan mengantarkan industri pupuk nasional menjadi yang terbesar di Asia Pasifik.
Rahmad juga berharap kehadiran pabrik baru tersebut dapat menciptakan peningkatan kesejahteraan serta mendorong terjadinya pemerataan pembangunan di wilayah Indonesia Timur.
"Ini juga yang menjadi cita-cita Pupuk Kaltim sebagai penyokong ketahanan pangan nasional sekaligus mengharumkan nama Indonesia di kancah global,” kata Rahmad dalam keterangan pers yang dikutip Senin (17/7).
Dengan nilai investasi lebih dari US$1 miliar, Pupuk Kaltim memastikan proyek pembangunan kawasan industri pupuk di Fakfak Papua Barat ini nantinya akan memiliki kapasitas produksi pupuk urea 1,15 juta ton per tahun dan 825.000 ton per tahun untuk amonia.
"Ini merupakan salah satu pengembangan di fase kedua pertumbuhan Pupuk Kaltim, yang ditarget mampu terealisasi dalam lima tahun ke depan," kata Rahmad.
Menurutnya, ekspansi ke Papua Barat telah mempertimbangkan berbagai hal, termasuk waktu, sebab ini saat tepat untuk menambah kapasitas produksi. Pasalnya, pada 2030 kebutuhan urea diperkirakan akan mencapai enam hingga tujuh juta ton.
Dengan beroperasinya pabrik baru tersebut kelak, Pupuk Kaltim dapat menyediakan 4,5 juta hingga 5 juta ton atau pemenuhan sekitar 70 hingga 80 persen kebutuhan nasional.
"Tak hanya itu, kehadiran pabrik baru Pupuk Kaltim ini nantinya diproyeksikan akan memberi kontribusi positif pada pendapatan negara," ujarnya.
Potensi pendapatan negara dari pajak penghasilan perorangan diperkirakan akan mencapai Rp20 miliar per tahun dan potensi kontribusi pertumbuhan ekonomi domestik melalui porsi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dalam proyek ini mencapai Rp10 triliun.
"Potensi pendapatan daerah pun diprediksikan akan menyumbang senilai Rp15 miliar per tahun," katanya.