NEWS

RUU EBET: Pemerintah Siapkan Insentif Bagi Industri yang Pangkas Emisi

Pemerintah upayakan pengalihan subsidi energi fosil ke EBT.

RUU EBET: Pemerintah Siapkan Insentif Bagi Industri yang Pangkas EmisiIlustrasi bauran energi baru terbarukan. ANTARA FOTO/Arnas Padda
18 November 2024

Fortune Recap

  • Stimulus diatur dalam Rancangan Undang-Undang Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBET) yang masih menunggu persetujuan DPR.
  • Pemerintah akan mengalihkan subsidi dari batu bara dan bahan bakar fosil ke energi terbarukan untuk menurunkan emisi hingga 2030.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, mengatakan pemerintah telah menyiapkan insentif bagi industri dan pelaku usaha yang melakukan upaya penurunan emisi.

Dalam diskusi bertajuk "Charting Indonesia Forward as a Green Global Battery Hub" di Paviliun Indonesia COP 29, ia mengungkapkan bahwa stimulus tersebut diatur dalam Rancangan Undang-Undang Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBET) yang hingga saat ini masih menunggu persetujuan DPR.

“Insentif sangatlah penting dalam hal ini. Dalam rancangan undang-undang energi baru dan terbarukan kami, yang masih memerlukan persetujuan dari parlemen, kami menekankan bahwa semua pengusaha dan industri yang terlibat dalam aktivitas pengurangan karbon akan menerima insentif berdasarkan nilai ekonomi karbon,” ujarnya, dikutip Senin (18/11).

Menurut Eniya, insentif merupakan hal yang sangat krusial bagi industri. Selain itu, dengan berbagai struktur keuangan yang tengah dirancang pemerintah, ia yakin bahwa akan ada pengalihan subsidi dari batu bara dan bahan bakar fosil menuju energi terbarukan.

“Ini adalah bagian dari strategi kami, dan kami melihat adanya kemauan politik yang kuat untuk bergerak ke arah tersebut,” katanya.

Karena itulah, meskipun emisi sektor industri saat ini masih sangat besar, Eniya optimistis pemerintah memiliki kemampuan signifikan dalam melakukan pengurangan hingga 2030.

“Kami menargetkan puncak emisi pada tahun 2030, setelah itu emisi akan menurun dengan penerapan berbagai strategi. Strategi tersebut meliputi penggunaan biomassa, kendaraan listrik, energi nuklir untuk jaringan listrik, serta hidrogen dan amonia untuk mendukung industri. Semua upaya ini bertujuan untuk beralih ke bahan bakar rendah karbon dan mencapai target pengurangan emisi kami,” ujarnya.

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.