Subsidi LPG Sisa Rp45 T, Pertamina Ajukan buat Tambal Subsidi BBM
Subsidi LPG bisa dihemat 38 persen dari anggaran maksimal.
Jakarta, FORTUNE - Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, mengatakan perusahaannya tengah mengajukan tambahan kuota subsidi Jenis BBM Tertentu (JBT) Solar, minyak tanah, serta LPG.
Meski meminta penambahan kuota, dia mengatakan penambahan anggaran tidaklah diperlukan. Sebab, dengan melakukan pengendalian, Pertamina bisa menghemat anggaran subsidi yang telah ditetapkan pemerintah.
"Dari sisi kebutuhan anggarannya ini sangat aman karena anggaran untuk LPG itu hanya terpakai sebagian, jadi masih ada sisa anggaran sehingga ini sebetulnya bisa digunakan untuk menambah anggaran untuk tambahan kuota ini," ujarnya di Komisi VII DPR, dikutip Rabu (23/11).
Dalam kesempatan sama, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan, mengatakan ruang anggaran subsidi yang tersisa dan dapat dimanfaatkan berkat penghematan tersebut mencapai Rp45 triliun, "atau 38 persen dari anggaran maksimal untuk anggaran (subsidi) LPG," katanya.
Konsumsi Solar hingga akhir tahun, paparnya, diperkirakan mencapai 19,5 juta kilo liter (kl) atau naik 12,1 persen dibandingkan dengan periode sama 2022 yang mencapai 17,5 juta kl.
Namun, dengan selesainya program atau proses pendaftaran QR code untuk subsidi tepat sasaran pada Juli 2023—dan mulai berlaku Agustus--Pertamina berhasil melakukan penghematan dan juga mengendalikan volume.
"Prognosa yang mungkin akan terjadi di akhir tahun dari yang memang secara tren di atas 19,6 juta kl, ini menjadi 18,3 juta kl. Dan ini memang kami sempat ajukan untuk dapat dilakukan penyesuaian kuota di Kementerian ESDM. Dan selanjutnya setelah dilakukan penghitungan kembali, dari Kementerian ESDM sudah mengajukan penambahan kuota sebesar 18,0 juta kl," ujarnya.
Minyak tanah, LPG dan Pertalite
Selain itu, untuk minyak tanah atau kerosin, Pertamina meramalkan konsumsinya akan mencapai 508.000 kl atau mengalami kelebihan kuota 1,7 persen dari total kuota 500.000 kl. Namun, setelah diperhitungkan ulang, overquota diprediksi hanya akan mencapai 0,9 persen, yaitu menjadi 504.000 kl.
Realisasi subsidi LPG 3 kg akhir tahun diperkirakan akan mencapai 8,17 juta metrik ton (MT). Namun demikian, dengan peningkatan konsumsi masyarakat pada 2023, prognosa kelebihan kuota untuk LPG 3 kg pada 2023 adalah 8,28 juta MT.
"8,28 juta MT ini juga angka yang kami ajukan untuk bisa dijadikan acuan dalam penyesuaian kuota dan telah dilakukan penghitungan ulang juga oleh Kementerian ESDM. [Kuota tambahan] diusulkan sebesar 8,19 juta MT jadi dari 8,28 juta yang dihitung berdasarkan konsumsi 2023 telah dilakukan penghitungan ulang," katanya.
Terakhir, kuota volume subsidi Pertalite diperkirakan akan tersisa 1,7 juta kl menjadi 30,8 juta kl pada akhir 2023. Angka tersebut lebih rendah 5,3 persen dari kuota subsidi Pertalite yang mencapai 32,6 juta kl.