Belajar dari Korea Kembangkan Pariwisata Kesehatan
Korea Selatan merintis wisata kesehatan sejak 2006.
Nusa Dua, FORTUNE – Setahun terakhir, pemerintah gencar menggaungkan rencana pengembangan potensi pariwisata kesehatan di Indonesia. Presiden Joko Widodo bahkan menetapkan Sanur di Bali sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pengembangan pariwisata dan kesehatan pada November 20222 lalu. Bagaimana sebenarnya pengembangan potensi industri pariwisata kesehatan di negara lain?
Korea Selatan adalah salah satu negara yang sangat maju dalam menggenjot potensi pariwisata Kesehatan. Setiap tahun, ratusan ribu pasien membelanjakan jutaan won atau setara puluhan hingga ratusan juta rupiah untuk melakukan prosedur medis, dari perawatan diri, hingga operasi dengan teknologi tinggi di Negeri Ginseng.
CEO Sun Medical Center, Dr. Sun Seung Hoon, MD, PhD menyatakan bahwa pemerintah Korea Selatan merintis program pariwisata kesehatan sejak 2006. Saat itu, pemerintah mendorong rumah sakit-rumah sakit besar untuk mulai menarik pasien asing. Pemerintah juga menerbitkan visa khusus untuk pelancong medis, mengkoordinasikan komponen penunjang wisata kesehatan, termasuk para agen, coordinator, hingga meluncurkan paket-paketwisata khusus.
“Pada 2009, kami (rumah sakit-rumah sakit di Korea Selatan) umumnya sudah memiliki satuan tugas khusus untuk menarik pasien asing,” kata Dr. Sun dalam The 1st International Health Conference 2023 di Nusa Dua, Bali, Sabtu (11/11).
Secara umum, Dr. Sun menyebut target utama pemasaran wisata kesehatan adalah negara-negara dengan jarak penerbangan maksimal 6 jam dari Korea Selatan, seperti Tiongkok, Rusia, Timur Tengah, Vietnam hingga Mongolia. Yang mana, program promosi dan pemasaran dilakukan dengan menggandeng Kedutaan Korea Selatan di negara-negara tersebut.
Sun Medical Center
Sun Medical Center berdiri sejak 1966 sebagai klinik orthopedi di Daejeon, metropolitan terbesar kelima di Korea Selatan. Kini, Sun Medical Center punya kapasitas 900 tempat tidur. “Setiap hari kami melayani sekitar 4.000 pasien,” kata Dr. Sun.
Sun Medical Center juga berjejaring dengan enam rumah sakit lain di bawah bendera Sun Medical Group.
Menurut Dr. Sun, untuk menarik wisatawan kesehatan, rumah sakit tidak bisa sekadar menawarkan perawatan kuratif. Program-program preventif atau pencegahan hingga kebugaran dan perawatan diri harus turut dikembangkan. Sun Medical Center misalnya, kini memiliki 39 departemen dan 11 pusat pelayanan, termasuk fasilitas screening, penanganan trauma, hingga cardiovascular.
Yang tak kalah penting adalah adalah fasilitas rekreasional yang mendukung pemulihan pasien dan hiburan bagi sanak dan kerabatnya. “Di rumah sakit kami ada studio amphitheater yang menyajikan pertunjukan musik klasik setiap petang,” ujarnya.
Kerja sama dengan Indonesia
Tren kecantikan Korea Selatan kini begitu diminati di Indonesia. Ditambah potensi Bali sebagai tujuan wisata domestik dan global, Sun Medical Center pun menjalin kerja sama dengan RSUP Prof. Ngoerah untuk menghadirkan fasilitas pelayanan estetik dan kebugaran.
Fasilitas baru ini dibangun dengan dukungan penuh dari pemerintah. “Fasilitas baru ini akan memberikan pelayanan dengan standar internasional bagi masyarakat Indonesia juga turis asing,” kata dr. affan Priyambodo Permana Sp. BS.