Ganjar Targetkan Anggaran Kemenhan 2% PDB, Bisa Tercapai?
Anggaran Kemenhan 2% PDB sulit untuk dicapai.
Jakarta, FORTUNE - Debat ketiga Calon Presiden (Capres) yang diadakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan tema Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional, dan Geopolitik telah terselenggara. Dalam momen tersebut, Capres nomor urut tiga, Ganjar Pranowo menargetkan anggaran Kementerian Pertahanan (Kemenhan) akan mencapai 2 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Anggaran itu nantinya akan diarahkan untuk infrastruktur teknologi pertahanan RI.
“Pertahanan RI harus masuk pada wilayah 5.0 dengan teknologi sakti, seperti rudal hipersonik, senjata cyber, sensor quantum dan sistem senjata otonom dan itu bisa dilakukan kalau Anggaran Kemenhan 1-2 persen dari PDB, sehingga Minimum Essential Force (MEF) kita bisa tercapai,” kata Ganjar dalam debat yang berlangsung di Istora Senayan Jakarta, (7/1).
Dalam momen debat tersebut, Ganjar juga mengutamakan penguatan infrastruktur pertahanan di matra laut hingga udara untuk menjaga kedaulatan bangsa. Namun demikian, dalam merealisasi tersebut, akankah dapat diraih dengan mudah?
Anggaran Kemenhan 2% PDB sulit untuk dicapai
Menanggapi hal tersebut, Kepala Center of Digital Economy and SME's Institute For Development of Economics and Finance (INDEF), Eisha M. Rachbini menilai, untuk mencapai level tersebut cukup memiliki tantangan, sebab anggaran Kemenhan RI saat ini hanya sekitar 0,70 persen dari PDB, masih jauh dari target 2 persen. Namun demikian, target itu dinilai masih bisa dilaksanakan asalkan ada refocusing APBN.
“Pada 2023 anggaran untuk pertahanan sebesar Rp 144 triliun, tetapi untuk tahun 2024 dianggarkan turun menjadi Rp139 triliun,” kata Eisha melalui keterangan tertulis yang diterima Fortune Indonesia di Jakarta, Senin (8/1).
Bila mengutip dari rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024, anggaran Kemenhan RI senilai Rp139 triliun terbagi ke dalam tiga jenis belanja. Ada belanja pegawai Rp 54 triliun, barang Rp 44 triliun, dan modal Rp 40 triliun.
Selain itu, Eisha juga menilai, ketiga capres memiliki strategi yang berbeda-beda dalam bidang hubungan internasional. Strategi Capres nomor satu Anies Baswedan melihat Indonesia perlu membawa visi misi bangsa ke luar negeri melalui pintu gerbang ASEAN.
Sementara itu, strategi Capres nomor urut dua, Prabowo Subianto melihat posisi pertahanan Indonesia harus dari sisi ekonominya terlebih dahulu sehingga mampu menampilkan citra yang baik di mata dunia. Sedangkan Capres nomor tiga, Ganjar Pranowo mengedepankan penguatan industri dalam negeri hingga mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen.