Jakarta, FORTUNE – Sebuah negara bisa menarik utang dari lembaga internasional yang memiliki fokus terhadap perekonomian sebuah negara seperti Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) hingga Bank Dunia atau World Bank.
Namun demikian, kedua lembaga tersebut memiliki tujuan dan skema utang yang berbeda dalam memberikan utang ke sebuah negara. Untuk pinjaman dari IMF biasanya bersifat jangka pendek dan menengah. Selain itu, pinjaman yang diberikan untuk memperbaiki neraca keuangan pemerintah suatu negara dalam menangani krisis keuangan di negara anggota. Hal ini sesuai dengan tugas IMF, yaitu mengawasi stabilitas moneter global.
Sementara itu, utang yang diberikan oleh Bank Dunia lebih diarahkan ke program pembangunan baik fisik dan sumber daya manusia, seperti pengentasan kemiskinan, stunting hingga pemberdayaan lingkungan hidup. Pinjaman Bank Dunia pun diberikan kepada negara berkembang serta negara miskin.
Indonesia sudah tidak punya utang dengan IMF
Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani sempat menyatakan, Pemerintah Indonesia telah melunasi utang ke IMF sejak era Pemerintahan Presiden SBY. Seperti diketahui, utang dari IMF tersebut diambil saat Indonesia terkena krisis keuangan 1997-1998.
"Waktu itu sudah dilunasi semua, memang udah lama banget," ungkapnya di Gedung DPR/MPR, Jakarta, dikutip Rabu (5/7).
Meskipun, tidak memiliki utang kepada IMF, tetapi Indonesia tercatat masih memiliki utang luar negeri (ULN) yang salah satu kategorinya masuk pada ULN Pemerintah. Posisi ULN Pemerintah pada April 2023 tercatat sebesar US$194,1 miliar atau sekitar Rp2.901 triliun.
Dari data tersebut, utang Indonesia ke Bank Dunia mencapai US$15,67 miliar atau sekitar Rp234 triliun. Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Suminto mengungkapkan bahwa sumber penarikan utang luar negeri berasal dari Bank Dunia.
"Selama 2022 dilakukan penarikan pinjaman luar negeri tunai atau program sebesar Rp65,59 triliun. Sebanyak Rp33,28 triliun dari Bank Dunia," ujar Suminto.
Pada 2024, Pemerintah Indonesia kembali berencana untuk menarik utang atau program dari Bank Dunia senilai US$701 juta. Adapun detail pemanfaatanya sebagai berikut:
- Disaster Risk Finance and Insurance US$ 155 juta
- Mangrove for Coastal Resilience (M4CR) US$ 146 juta
- Intergovernmental Transfers and Sub-national Finance (SINERGIS) US$100 juta
- Financing Green Transformation Program US$ 100 juta
- Investing in Nutrition and Early Years-Phase II US$ 100 juta
- National Health Insurance (JKN) Reforms US$ 100 juta.