Isu Kenaikan BBM & Iuran BPJS di 2025 Buat Warga Ogah Belanja
Ekonomi global diprediksi stagnan 3,2%.
Fortune Recap
- Perekonomian Indonesia masih dibayangi ketidakpastian dan risiko yang dikhawatirkan menahan daya beli masyarakat.
- Konsumsi masyarakat menjadi segmen penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
- Kabar kenaikan iuran BPJS Kesehatan pada Juni 2025 telah disampaikan Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti.
Jakarta, FORTUNE - Perekonomian Indonesia masih dibayangi berbagai ketidakpastian dan risiko yang dikhawatirkan menahan daya beli atau spending Belanja masyarakat. Apalagi, konsumsi masyarakat menjadi segmen penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Business Development Advisor, Bursa Efek Indonesia (BEI), Poltak Hotradero memandang kondisi ekonomi gobal masih memengaruhi kebijakan-kebijakan dalam negeri.
"Tak heran apabila terjadi peningkatan harga pada bahan pokok, BBM, gas elpiji serta rumor kenaikan iuran tarif BPJS, hingga tarif transportasi yang menyebabkan masyarakat menjadi kurang tertarik untuk melakukan spending," kata Poltak melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Kamis (12/12).
Kabar kenaikan Iuran BPJS Kesehatan pada Juni 2025 memang telah disampaikan Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti. Kebijakan ini dilakukan untuk mengantisipasi kondisi keuangan yang defisit hingga potensi gagal bayar klaim BPJS Kesehatan dalam dua tahun mendatang.
Allianz adaptasi kondisi ekonomi dan rendahnya penetrasi asuransi
Sebagai perusahaan penyedia layanan asuransi, Allianz Indonesia juga terus beradaptasi dengan situasi perekonomian terkini. Apalagi, turunnya daya beli dikhwatirkan mengganggu bisnis asuransi.
Menurunnya daya beli masyarakat serta kesadaran akan pentingnya asuransi juga terlihat pada angka penetrasi asuransi yang masih rendah, yakni sebesar 2,8 persen per September 2024. Ia menyebut, presentasi ini belum sebanding dengan angka literasi dan inklusi asuransi yang sudah mencapai 76,25 persen dan 12,21 persen.
Country Chief Product Officer Allianz Life Indonesia, Himawan Purnama mengatakan bahwa penting bagi masyarakat untuk tetap memiliki proteksi dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi pada tahun 2025.
“Hal tersebut mendorong kami untuk terus meningkatkan pemahaman dan penetrasi asuransi dengan menyediakan solusi dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” kata Himawan.
Ekonomi global diprediksi stagnan 3,2%
Seperti diketahui sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 4,95 persen (yoy) pada kuartal III-2024 setelah sebelumnya mencapai angka 5,05 persen (yoy). Ekonomi ini didorong oleh aktivitas ekonomi musiman, seperti momen Pemilu, Ramadan, Idulfitri, liburan sekolah, hingga acara keagamaan lainnya.
“Walaupun pertumbuhannya terjaga, namun tetap terlihat adanya perlambatan apabila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Kuartal selanjutnya diperkirakan akan banyak didorong oleh momen Natal dan Tahun Baru. Namun, tetap tidak akan ada kenaikan yang signifikan,” kata Poltak.
Di sisi lain, perekonomian global juga berada di situasi yang tidak menentu. Gejolak yang cukup signifikan, seperti konflik geopolitik, beberapa negara besar yang masih berupaya untuk mengembalikan ekonominya yang sempat memburuk, hingga terjebaknya beberapa negara berpenghasilan rendah dalam utang yang cukup besar, terus mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, pasca Pemilu AS juga diprediksi akan turut memengaruhi perekonomian global mengingat saat ini dunia masih memantau arah kebijakan ekonomi Presiden dan Wakil Presiden terpilih. Poltak memproyeksikan bahwa perekonomian global akan stagnan di angka 3,2 persen.