Presidensi G20, Momentum Bangkitnya Modest Fashion Indonesia
Fesyen muslim bisa mendorong ekosistem rantai nilai halal.
Jakarta, FORTUNE - Setelah dua tahun lebih dilanda pandemi Covid-19, perekonomian Indonesia kini berangsur pulih. Roda perekonomian mulai berputar kembali dan geliat aktivitas industri mulai terlihat.
Pengurus Pusat Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) dan Desainer Pembina Industri Kreatif, Amy Atmanto, berpandangan salah satu industri yang selama beberapa bulan terakhir ini mulai bangkit adalah industri fesyen.
“Sebagai salah satu industri dengan rantai pasok yang panjang dari hulu hingga hilirnya, kebangkitan industri fesyen berpengaruh positif bagi kepentingan ribuan hingga jutaan orang yang terlibat di dalamnya,” katanya, dalam laman resmi MES, dikutip Kamis (23/6).
Data Bank Indonesia menunjukkan transaksi produk halal yang diperdagangkan melalui platform e-commerce pada Januari hingga Oktober 2021 didominasi produk fesyen muslim yang memiliki pangsa pasar 91,93 persen dari total nominal produk halal senilai Rp12,18 triliun.
Jalan terang modest fashion Indonesia
Jalan terang industri modest fashion Tanah Air, kata Amy, sejatinya makin terbuka sejak Indonesia terpilih memegang presidensi G20 per 1 Desember 2021.
Saat pembukaan presidensi G20 Indonesia, Presiden menyatakan amanah tersebut merupakan kesempatan Indonesia untuk berkontribusi terhadap pemulihan ekonomi dunia, membangun tata kelola dunia yang lebih sehat, lebih adil, dan berkelanjutan berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial, sesuai dengan tema Recover Together, Recover Stronger yang diusung.
“Satu sumbangsih yang bisa dilakukan bangsa ini untuk pemulihan ekonomi dunia adalah melalui industri fesyen, terutama modest fashion. Bangsa Indonesia menjadi saksi bagaimana sektor fesyen yang merupakan bagian dari ‘rumah’ ekonomi kreatif mampu bertahan menghadapi badai pandemi,” katanya.
Amy menambahkan, selama pandemi para pelaku industri kreatif, khususnya industri fesyen gigi bertahan untuk tidak terpuruk. Mereka berhasil berdamai dengan keadaan, beradaptasi, lalu mencari celah untuk tetap eksis. Meskipun banyak di antara desainer yang terpaksa melakukan ‘perampingan’ karyawan di workshop mereka.
“Para desainer juga mesti legowo untuk ‘menundukkan’ ego dan idealisme dalam berkreasi karena harus memproduksi fashion item yang dibutuhkan masyarakat demi mempertahankan bisnis,” kata Amy.
Selama pandemi, para desainer juga melakukan inovasi berbagai produk. Masker, home dress set, topi, dan jaket berbahan waterproof (anti percikan air), hingga alat pelindung diri (APD), semuanya menjadi barang-barang yang wajib dimiliki setidaknya selama tahun pertama pandemi.
Produk yang sebelumnya tidak pernah terpikir untuk dibuat, mau tidak mau menjadi komoditas yang mampu menjaga eksistensi para desainer di masa pandemi. Namun meski ‘takluk’ dalam urusan produk, kreativitas tak lantas padam. Masing-masing desainer mempertahankan ciri khas desain pada produk yang mereka buat.
G-20 sebagai etalase modest fashion Indonesia
Momentum G20, menjadi gerbang Indonesia menjadi pusat modest fashion dunia. Harapan agar modest fashion tak hanya menjadi tuan rumah di negeri sendiri, tapi go international disampaikan Wakil Presiden Ma’ruf Amin.
Ma’ruf menekankan pentingnya membangun ekosistem fesyen muslim Indonesia, termasuk peta ke depan untuk sustainable fashion dan kesempatan ekspor yang makin luas, serta mengidentifikasi segala kendala yang muncul dari hulu hingga hilir.
Menurut Wapres, presidensi G20 Indonesia merupakan kesempatan emas untuk mempromosikan produk modest fashion berkualitas tinggi karya anak bangsa ke pentas global.
Salah satunya dengan mengakomodasi Jakarta Muslim Fashion Week 2022 yang akan digelar Kementerian Perdagangan pada Oktober 2022. Event tersebut sekaligus menandakan kesiapan Indonesia untuk menjadi pusat fesyen muslim dunia.
Presidensi G20 Indonesia diharapkan menghasilkan hal konkret bagi kemajuan modest fashion Tanah Air sekaligus kesejahteraan para pelaku bisnis di sektor ini.
Harapan bangkitnya modest fashion nasional
Jika sekilas menapak tilas perjuangan para pelaku industri kreatif—khususnya industri fesyen—untuk bertahan di masa pandemi, ada kegigihan para desainer untuk tidak terpuruk.
“Mereka berhasil berdamai dengan keadaan, beradaptasi, lalu mencari celah untuk tetap eksis. Banyak di antara desainer yang terpaksa melakukan ‘perampingan’ karyawan di workshop mereka. Para desainer juga mesti legowo untuk ‘menundukkan’ ego dan idealisme dalam berkreasi karena harus memproduksi fashion item yang dibutuhkan masyarakat demi mempertahankan bisnis,” kata Amy.
Selama pandemi, para desainer juga berinovasi atas berbagai produk. Masker, home dress set, topi, dan jaket berbahan waterproof (anti percikan air), hingga alat pelindung diri (APD), semuanya menjadi barang-barang yang wajib dimiliki setidaknya selama tahun pertama pandemi.
Produk yang sebelumnya tidak pernah terpikir untuk dibuat, mau tidak mau menjadi komoditas yang mampu menjaga eksistensi para desainer di masa pandemi. Namun, meski ‘takluk’ dalam urusan produk, kreativitas tak lantas padam. Masing-masing desainer mempertahankan ciri khas desain pada produk yang mereka buat.
Jelang akhir 2021, harapan para pelaku industri fesyen Tanah Air satu per satu mulai terwujud. Berbagai event dan pertunjukan fesyen mulai digelar seiring kurva Covid-19 yang terus melandai.
Salah satu gelaran fesyen akbar yang digelar secara hybrid pada 2021 masuk dalam rangkaian Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) yang dilaksanakan pada 27-30 Oktober 2021 di Jakarta Convention Center bertema “Sustainable Muslim Fashion”.
Yang teranyar adalah pertunjukan fesyen pada bulan Ramadan tahun, Muslim Fashion Festival alias MUFFEST+ 2022 yang digelar selama tiga hari di Ballroom Ritz Carlton Fasific Place, Jakarta.
Keberanian untuk menggelar pertunjukan bertema modest fashion bukan tanpa alasan. Industri modest fashion Tanah Air diyakini mampu menjadi salah satu tonggak pemulihan perekonomian rakyat. “Modest fashion yang kerap diidentikkan dengan fesyen muslim, merupakan satu industri halal prioritas yang bisa mengembangkan ekosistem rantai nilai halal nasional,” kata Amy optimistis.