Jakarta, FORTUNE - Proses Akuisisi PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (Bank Muamalat) oleh Unit Usaha Syariah (UUS) milik PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BTN) terbilang molor dari target.
Hal itu diungkap Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu saat Paparan Kinerja Keuangan BTN di Jakarta (25/4). Ia sebelumnya menyebut bahwa proses itu ditargetkan rampung pada April 2024 namun ada kendala. "Proses akuisisi Muamalat belum selesai, ada keterlambatan data yang kami terima," kata Nixon di Menara BTN Jakarta, Kamis Sore (25/4).
Ia menyebut, saat ini proses pengumpulan data kredit atau pembiayaan dari Kantor Akuntan Publik (KAP) belum rampung sehingga menghambat proses due diligence dua belah pihak,
Laba BTN Syariah melonjak 56,1%
Di sisi lain, Nixon menyebut saat ini kinerja dari BTN Syariah masih sangat positif hingga Kuartal I-2024. Tercatat, laba bersih BTN Syariah pada periode Januari-Maret 2024 mencapai Rp164,1 miliar, melonjak 56,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp105,1 miliar.
Kenaikan laba bersih BTN Syariah ditopang oleh penyaluran pembiayaan yang meningkat 20 persen menjadi Rp39,1 triliun pada kuartal I-2024, dibandingkan dengan Rp32,6 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, pertumbuhan double-digit juga terlihat di penghimpunan DPK BTN Syariah, yang mencapai 20,3 persen menjadi Rp42,9 triliun.
Seiring dengan pertumbuhan positif di sisi pembiayaan dan penghimpunan DPK, BTN Syariah juga membukukan peningkatan aset sebesar 17,9 persen (yoy) menjadi Rp54,8 triliun pada kuartal I-2024, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp46,5 triliun.
"BTN Syariah terus bertumbuh secara konsisten sebagai pemain kuat di salah satu ceruk bisnis yang sangat menarik di pasar perumahan domestik,” kata Nixon.