Jakarta, FORTUNE - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mampu mencetak laba senilai Rp1,71 triliun pada kuartal I/2024, atau tumbuh 17,07 persen secara year on year (yoy) di tengah tantangan dan kondisi ekonomi global yang fluktuatif.
Menurut Direktur Utama BSI Hery Gunardi, kinerja positif tersebut didorong oleh pertumbuhan dana murah dan konsistensi BSI dalam menjalankan fungsi intermediasi.
“Kami memiliki komitmen untuk terus menunjukkan pertumbuhan yang positif dengan kualitas yang sehat," kata Hery saat paparan kinerja BSI di Jakarta, Selasa (30/4)
Pencapaian positif BSI, lanjut Hery, didorong oleh pengumpulan dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh pesat, yaitu 10,43 persen (yoy) mencapai Rp297 triliun yang didominasi oleh dana murah. Dimana tabungan tumbuh 8,75 persen dan giro tumbuh hingga 10,52 persem.
"Pencapaian tersebut pun berhasil membawa posisi BSI berada di peringkat 5 secara nasional dari sisi penghimpunan tabungan," kata Hery.
Pembiayaan BSI naik 15,89%
Dari sisi intermediasi, penyaluran Pembiayaan BSI pada kuartal 1 2024 mencapai Rp247 triliun atau tumbuh 15,89 persen (yoy). Dari nilai tersebut, sebesar 54,62 persen disalurkan pada segmen consumer. Kemudian, sebesar 27,81 persen disalurkan ke segmen wholesale dan 17,56 persen ke segmen retail.
Pada segmen konsumer sendiri, lanjut Hery, pembiayaan terbesar disalurkan untuk pembiayaan griya, mitraguna, pensiun, bisnis emas, oto, cicil emas dan hasanah card. Adapun untuk pembiayaan berkelanjutan, BSI telah menyalurkan Rp59,2 triliun yang didominasi oleh sektor UMKM sebesar Rp46,6 triliun, sustainable agriculture Rp4,9 triliun, energi terbarukan Rp0,9 triliun, dan proyek green lainnya sebesar Rp600 miliar.
"Dengan non-performing financing (NPF) gross 2,01 persen serta cash coverage 196,61,” ujar Hery.
Dengan kondisi tersebut, BSI mencatat Aset sebesar Rp358 triliun tumbuh 14,25 persen dengan Return On Asset (ROA) 2,51 persen, return on equity (ROE) 18,30 persen, financing to deposit ratio (FDR) sebesar 83,05 persen.