Ini Arahan Wapres Terkait Kasus Serangan Siber di BSI
Wapres minta bank perkuat IT guna jaga kepercayaan nasabah.
Jakarta, FORTUNE – Dalam beberapa hari terakhir publik dihebohkan dengan kasus serangan siber terhadap sistem teknologi perbankan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) yang menyebabkan layanan perbankannya mengalami gangguan sejak Senin (08/5). Adapun kelompok peretas LockBit Ransomware mengklaim bertanggung jawab atas serangan siber tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mengungkapkan, kejadian ini merupakan pengalaman buruk di industri perbankan syariah. Sehingga Ia meminta BSI agar terus membenahi sistem teknologinya dan secepatnya memulihkan pelayanan perbankannya.
“Saya minta BSI membenahi sistem teknologinya supaya tidak terjadi lagi, dan sekarang juga cepat untuk mengembalikan, sehingga tidak mengganggu [layanan] dan merusak kepercayaan [nasabah],” kata Ma'ruf Amin melalui keterangan resmi di Jakarta, Senin Malam (15/5).
Wapres minta bank perkuat teknologi untuk jaga kepercayaan nasabah
Meskipun saat ini kondisinya telah pulih, namun Wapres mengingatkan bahwa pengamanan sistem teknologi harus diperkuat, termasuk menyiapkan berbagai langkah antisipatif untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
“Bukan hanya BSI saya kira, bank-bank syariah yang lain juga harus antisipatif,” pintanya.
Termasuk juga bank-bank konvensional, sambung Ma'ruf, yang harus menguatkan sistem keamananannya, terutama untuk mengantisipasi berbagai serangan siber yang kerap terjadi.
“Karena itu, kepada seluruh bank, baik yang syariah maupun konvensional supaya lebih siap dengan situasi terjadinya pembajakan-pembajakan,” tandasnya mengingatkan.
Ini upaya BSI pulihkan serangan siber
Menanggapi adanya serangan siber, Direktur Utama BSI Hery Gunardi masih berdalih bahwa gangguan yang dialami dapat segera dipulihkan.
"Ini merupakan response recovery yang baik. Prioritas utama kami menjaga data dan dana nasabah,” ujar Direktur Utama BSI Hery Gunardi melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Sabtu (15/5).
Dia juga menuturkan, BSI juga terus memperkuat keamanan teknologi perseroan dalam divisi khusus yang berada di bawah Chief Information and Security Officer (CISO).
“CISO ini kerjanya sama seperti satpam fisik, melakukan ronda, tapi ronda dari sisi teknologi. CISO akan melihat titik-titik weak point yang harus ditutup. Itu adalah satu upaya untuk melindungi data-data nasabah,” kata Hery.
Tak hanya itu, berkaca dari kejadian tersebut, BSI bahkan menaikan anggaran belanja modal untuk kebutuhan IT menjadi Rp580 miliar di 2023. Anggaran tersebut tercatat naik 107 persen (yoy) dibandingkan tahun 2022 yang hanya Rp280 miliar.
"Tahun 2022 kita spending Rp280 miliar untuk capex IT kita. Tahun ini kita naik lagi, budget Rp 580 miliar. Ini upaya kita menjaga, mendorong agar teknologi kita makin solid, maju dan modern," kata Hery.