Terkontraksi 26%, BTPN Syariah Catat Laba Rp552 Miliar
BTPN Syariah selektif salurkan pembiayaan.
Jakarta, FORTUNE - PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPN Syariah) pada enam bulan pertama 2024 mencatatkan laba bersih senilai Rp552 miliar atau terkontraksi cukup dalam sebesar 26 persen bila dibandingkan dengan capaian semester I-2023 senilai Rp752 miliar.
Direktur BTPN Syariah, Fachmy Achmad menjelaskan, hal itu terjadi lantaran kondisi ekonomi yang penuh dengan ketidakpastian global. “Kinerja BTPN Syariah tetap terjaga terlihat dari rasio-rasio keuangan yang sehat, yang memberikan kesempatan Bank untuk terus bertumbuh di masa-masa mendatang,” kata Fachmy melalui keterangan resmi di Jakarta,Senin (29/7).
BTPN Syariah selektif salurkan pembiayaan
Dari segi Pembiayaan, BTPN Syariah mengaku selektif dalam penyalurannya. Tercatat pembiayaannya hingga semester I-2024 mencapai Rp10,44 triliun atau masih turun bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp12 triliun.
“Kami bersyukur bahwa selektif dan menerapkan prinsip kehati-hatian bisa menjaga kinerja bank saat ini, yang lebih dari satu dekade kami bangun,“ ujar Fachmy
Upaya itu berpengaruh terhadap terjaganya kualitas bisnis BTPN Syariah semester I-2024. Hal ini ditunjukkan dari rasio-rasio yang sehat, seperti Return on Asset (RoA) 6,6 persen dan rasio kecukupan modal (CAR) 50,1 persen.
Terus tingkatkan inklusi keuangan
Bank dengan kode saham BTPNS ini juga terus berupaya untuk memperkuat kualitas pembiayaannya dengan membangun solidaritas bagi nasabah inklusi dan pembiayaan Mikro. BTPN Syariah juga memberikan apresiasi terhadap kumpulan ibu-ibu nasabah pembiayaan ultra mikro yang telah menunjukkan solidaritas yang kuat dalam membangun perilaku unggul yaitu BDKS (Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras, dan Saling Bantu).
Melalui pembiayaan mikro, BTPN Syariah telah melayani 7 juta nasabah dengan 3,9 juta nasabah aktif. Saat ini BTPS juga memiliki lebih dari 14 ribu karyawan yang mana 96 persen perempuan dan 51 persen lulusan SMA. Para nasabah aktif itu tersebar di 260 ribu komunitas yang berada di 2.600 kecamatan di 26 provinsi Indonesia.