Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
Microsoft melihat ASEAN sebagai pasar yang potensial.
Jakarta, FORTUNE – Usai menyuntik Investasi US$1,7 miliar di Indonesia, Microsoft kembali memperkuat cengkraman bisnisnya di pasar ASEAN dengan berinvestasi US$2,2 miliar atau sekitar Rp35,43 triliun (kurs Rp16.103,94 per dolar AS) di negeri jiran, Malaysia.
CEO Microsoft, Satya Nadella, mengatakan bahwa investasi ini akan dilakukan secara bertahap dalam empat tahun ke depan. "Kami berkomitmen untuk mendukung transformasi AI (Artificial Intelligence) di Malaysia dan memastikan hal itu bermanfaat bagi seluruh masyarakat Malaysia,” ujarnya pada Kamis (3/5), seperti dikutip dari AP News.
Investasi itu juga akan mencakup infrastruktur dan keterampilan digital akan membantu dunia usaha, komunitas, dan pengembang di Malaysia, sebagai bagian dari penerapan teknologi terkini untuk mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan inovasi di seluruh negeri jiran. Microsoft menyebutkan kemitraannya dengan pemerintah Malaysia untuk mendirikan pusat teknologi AI di sana.
Pelebaran sayap
Sebelum Malaysia dan Indonesia, Nadella juga sempat mengumumkan pembangunan pusat data regional Asia Tenggara di Thailand. Pada Apri lalul, raksasa teknologi itu telah mengumumkan investasi senilai US$2,9 miliar di Jepang dan US$1,5 miliar di G42, sebuah perusahaan teknologi AI di Abu Dhabi.
Dalam laporan pendapatannya, Microsoft mencatat kenaikan laba hingga 20 persen di kuartal pertama 2024. Hal ini salah satunya disebabkan karena upaya perusahaan memposisikan dirinya sebagai pemimpin global dalam penerapan teknologi AI, untuk membuat tempat kerja lebih produktif.
“AI generasi baru ini mengubah cara orang hidup dan bekerja di mana pun,” ujar Nadella.
Microsoft melihat Asia Tenggara sebagai pasar yang berkembang dan lokasi potensial untuk lebih banyak pengembangan produk berteknoilogi AI. Maraknya AI di wilayah ini diperkirakan akan berdampak signifikan terhadap perekonomian wilayah tersebut.
Bahkan, studi yang dilakukan oleh Kearney, perusahaan konsultan global, menyebutkan, AI dapat menyumbang hampir US$1 triliun terhadap PDB Asia Tenggara pada tahun 2030.