IBM: Lembaga Keuangan di Indonesia Paling Siap Adopsi Teknologi AI
Sebanyak 62 persen bisnis keuangan sudah investasi di AI.
Jakarta, FORTUNE – Berdasarkan data yang dikaji oleh IBM Indonesia, perusahaan jasa keuangan dan asuransi jadi lembaga yang paling siap untuk mengadopsi Teknologi AI (Artificial Intelligence) di Indonesia, meski sektor manufaktur dan ritel telah lebih dulu melakukan eksplorasi.
Country Leader fo IBM Consulting Indonesia, Deep Bhau, mengatakan bahwa kesiapan ini ditandai oleh adanya 62 persen perusahaan di sektor keuangan Indonesia yang sudah berinvestasidalam proyek percontohan AI.
“Industri jasa keuangan tetap berada di garis depan berkat pendekatannya yang proaktif dan ekosistem yang kuat,” ujarnya kepada Fortune Indonesia, Senin (9/12).
Menurutnya, kesiapan sektor ini didukung oleh beberapa faktor, pertama regulasi pemerintah, yang dinilai mendorong transformasi digital dalam industri keuangan dan menciptakan lingkungan yang mendukung integrasi teknologi AI di sektor ini.
Kedua, infrastruktur digital yang cukup memadai. “Lembaga Keuangan di Indonesia telah banyak berinvestasi dalam platform digital sehingga menyediakan fondasi yang kuat untuk mengimplementasikan solusi AI,” katanya.
Sementara, faktor ketiga adalah ketatnya persaingan di sektor keuangan, terutama dalam langkah mengadopsi AI di dalam operasional perusahaan, Hal ini diarahkan untuk meningkatkan pengalaman nasabah, merampingkan operasi bisnis, dan mengembangkan produk-produk inovatif yang membuat layanan bisa lebih nyaman bagi para nasabah.
Tantangan
Bhau menilai bahwa Implementasi AI di Indonesia perlu melibatkan modernisasi sistem TI, integrasi data yang terfragmentasi, dan peningkatan kesiapan tenaga kerja.
“IBM Consulting menangani tantangan ini melalui strategi yang dirancang khusus untuk menggabungkan keahlian global dengan insight lokal guna membantu bisnis-bisnis meningkatkan skala transformasi digital mereka secara efektif,” katanya
Dengan demikian, masyarakat dan sektor bisnis di Indonesia bisa merasakan dampak dari pemanfaatan teknologi AI secara ekonomis, seperti mempermudah proses operasional berbagai organisasi, mengurangi biaya, dan membuka peluang pendapatan baru sambil mendorong inovasi.
Strategi utama
IBM Consulting Indonesia telah membangun Centers of Excellence (CoE) AI sebagai pusat kolaborasi bagi tim internal, penyedia solusi AI, dan pakar di bidang terkait.
“CoE bisa membantu bisnis mempercepat adopsi AI melalui tata kelola yang terstruktur, pengembangan Minimum Viable Products (MVP), dan pembuatan aplikasi AI yang disesuaikan dengan tantangan yang ada secara spesifik,” ujarnya.
Salah satu perangkat AI di IBM, seperti model Granite, sudah membantu banyak organisasi menekan pengeluaran hingga 90 persen, dan meningkatkan efisiensi operasional.
“Studi IBM menunjukkan bahwa organisasi yang mengadopsi alat AI generatif mengalami peningkatan signifikan dalam ROI (Return of Investment), dengan keuntungan laba operasi hampir dua kali lipat menjadi sekitar 5 persen dari tahun 2022-2023, dan diperkirakan mencapai 10 persen pada tahun 2025,” kata Bhau.