Microsoft Luncurkan Program Keamanan Siber Bagi Sekolah dan Kampus
Urgensi tinggi, negara butuh banyak praktisi keamanan siber.
Jakarta, FORTUNE – Microsoft Indonesia meluncurkan program pelatihan keamanan siber bagi Sekolah Kejuruan dan Universitas, bertajuk ‘Ready4Security Indonesia’. Upaya ini guna menyikapi perkembangan teknologi sekaligus permasalahan digitalisasi, termasuk keamanan siber yang kerap terjadi.
Business Strategy Lead Microsoft Indonesia, Nina Wirahadikusumah, menyampaikan program yang dijalankan bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Indonesia serta organisasi non-profit InfraDigital Foundation ini, memberikan pelatihan keamanan siber dan ujian sertifikasi gratis kepada para peserta, termasuk rangkaian aktivitas persiapan kerja melalui webinar, mentorship, dan career fairs.
“Kebutuhan akan lebih banyak pakar keamanan siber dapat dijadikan sebagai peluang bagi para generasi penerus bangsa, untuk menjadi pemimpin di bidang ini. Peluang tersebut terbuka bagi siapa saja,” ujar Nina melalui keterangan resmi yang diterima Fortune Indonesia, Rabu (31/5).
Program yang dimulai dari Bandung, Batam, Jakarta, Yogyakarta yang menyasar sedikitnya 1.000 siswa dan lulusan dari 50 sekolah kejuruan serta universitas di Indonesia ini, ditargetkan bisa meningkatkan kompetensi keamanan siber para peserta, baik di tingkat fundamental maupun menengah, bahkan memperkuat tingkat persaingan mereka di pasar kerja.
Peluang perempuan
Nina mengatakan, peluang untuk menjadi ahli di bidang keamanan siber terbuka untuk siapapun, termasuk para perempuan. Hal ini menjadi fokus bagi Microsoft, karena jumlah perempuan di Indonesia yang berpartisipasi sebagai tenaga kerja di bidang teknologi masih berada di kisaran22 persen.
Padahal, untuk menciptakan inovasi berbasis teknologi dan mewujudkan keamanan digital yang komprehensif, diperlukan diverse talents. “Artinya, ada keterlibatan dari talenta-talenta yang memiliki latar belakang dan perspektif berbeda, berdasarkan apa yang mereka alami dalam kehidupannya sehari-hari. Itulah sebabnya, Ready4Security menargetkan agar 80 persen peserta program ini adalah perempuan,” ujarnya.
Urgensi
Kepala Pusat Data dan Informasi Teknologi, Kemendikbudristek, Muhamad Hasan Chabibie, menambahkan dalam satu tahun, terdapat hampir satu miliar serangan siber, baik yang berasal dari luar maupun dalam negeri.
“Situasi ini semakin meningkatkan kebutuhan kita akan talenta keamanan digital, terutama di tengah akselerasi ekonomi digital dalam negeri, termasuk pendidikan keamanan siber di sektor kunci seperti layanan keuangan, transportasi, dan perdagangan,” kata Hasan.
Hal ini semakin penting, katanya, mengingat saat ini Indonesia tengah mengalami bonus demografi, sehingga pengelolaan dan pengembangan pada generasi produktif yang efektif, menjadi kunci untuk bisa mengakselerasi ekonomi digital nasional secara aman dan optimal.
Menurut data Microsoft, rata-rata biaya yang perlu dikeluarkan akibat pembobolan dunia maya mencapai US$4,35 juta. Oleh sebab itu, permintaan akan keterampilan keamanan siber telah meningkat sekitar 35 persen selama satu tahun terakhir. Sayangnya, belum ada cukup orang dengan keterampilan relevan di bidang keamanan siber.