Apa Itu Bitcoin: Pengertian, Sejarah, dan Cara Kerjanya
Bitcoin dianggap berpotensi memaksimalkan keuntungan.
Jakarta, Fortune - Bitcoin dianggap sebagai instrumen investasi baru yang berpotensi besar memaksimalkan keuntungan, meski ekonom seperti Satria Sambijantoro dari Bahana Sekuritas menganggapnya “lebih berorientasi pada gambling” karena “sulit diprediksi”. Pemegangnya dihadapkan pada keuntungan menggiurkan, dan platform jual beli Aset Kripto di Indonesia seperti Indodax dan Tokocrypto masih mencatatkan peningkatan jumlah pengguna.
Apa itu Bitcoin
Bitcoin adalah mata uang digital yang didistribusikan secara elektronik dan tidak dikeluarkan atau dikendalikan oleh pemerintah mana pun. Bitcoin dijalankan oleh serangkaian komputer di seluruh dunia yang membentuk jaringan keuangan yang terdesentralisasi. Bitcoin juga bisa digunakan untuk menyimpan nilai dan dapat dikirim kapan pun ke siapa saja di mana saja. Perangkat lunak Bitcoin berbentuk open source, artinya siapa pun di seluruh dunia dapat menjalankan server Bitcoin dan berpartisipasi menjadi bagian dari jaringan.
Sejarah Bitcoin
Sejarah Bitcoin masih pendek. Bitcoin merupakan buah pemikiran Satoshi Nakamoto, nama samaran individu atau kelompok yang menciptakan koin virtual ini pada 2009. Menurut laman Investopedia, identitas penemunya memang masih misterius. Pun demikian, Bitcoin menawarkan ongkos transaksi lebih murah dari mekanisme pembayaran online tradisional.
Dikutip dari laman Investopedia, domain bitcoin.org terdaftar pada 18 Agustus 2008. Hingga hari ini, alamat tersebut terkena “WhoisGuard Protected”, yang dengan kata lain berarti identitas orang yang mendaftarkannya rahasia.
Beberapa bulan kemudian, yakni pada 31 Oktober, Satoshi Nakamoto melempar maklumat di grup diskusi Cryptography di laman metzdowd.com mengenai penerbitan sebuah buku putih yang isinya menjelaskan Bitcoin sebagai sistem pembayaran elektronik P2P.
Pada 3 Januari 2009, blok bitcoin pertama ditambang, dan dikenal sebagai blok genesis. Penambangan dari blok nol ke blok 1 memerlukan enam hari, yakni pada 6 Januari 2009.
Cara Kerja Bitcoin
Sebagaimana disebut di muka, Bitcoin bersandar pada blockchain untuk beredar. Semua transaksi yang telah terkonfirmasi atas Bitcoin tersimpan di dalam sistem tersebut. Tiap keping bitcoin pada dasarnya adalah berkas komputer yang disimpan di dalam aplikasi dompet digital pada smartphone atau komputer.
Bagi pengguna baru, Bitcoin dapat dimanfaatkan tanpa perlu tahu mengenai ihwal teknis terperinci yang melekat pada teknologi block chain. Menurut Bitcoin.org, setelah kamu memasang aplikasi dompet Bitcoin seperti Indodax atau Pintu, kamu bakal mendapat alamat Bitcoin pertamamu dan membuat yang lain lagi.
Lalu, semua transaksi terkonfirmasi akan tercatat di blockchain. Dompet Bitcoin menyimpan data rahasia yang disebut private key, elemen penting untuk bertransaksi. Semua transaksi nantinya dipancarkan ke seluruh jaringan untuk beroleh konfirmasi.
Proses konfirmasi ketat itu disebut mining. Pada fase ini, terjadi pelaksanaan konsensus, yakni semacam tarik-ulur kesepakatan yang melibatkan semua komputer yang terdapat di jaringan tersebut. Dengan cara tersebut, tiada satu individu atau kelompok yang memiliki kendali tertinggi dalam ekosistem blockchain.
Bitcoin di Indonesia
Bank Indonesia tidak mengakui Bitcoin atau mata uang digital lain sebagai alat pembayaran. Otoritas moneter nasional tersebut hanya mengakui rupiah sebagai alat pembayaran yang sah.
Namun, Indonesia kemudian menerima Bitcoin dan mata uang digital lain—selanjutnya disebut aset kripto—sebagai komoditas, dan mengatur perdagangannya lewat beberapa aturan yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) dan Menteri Perdagangan.
Melalui Bappebti, terdapat 13 perusahaan pedagang aset kripto terdaftar, serta 229 aset kripto terdaftar, yang di antaranya adalah Bitcoin. Itulah pengertian bitcoin, sejarahnya beserta cara kerjanya. Semoga bisa membantu sebelum berinvestasi di Bitcoin.