TECH

52% Persen Gen Z Menggunakan Media Sosial Sebagai Mesin Pencari

Gen Z beralih dari Google ke TikTok untuk mencari informasi.

52% Persen Gen Z Menggunakan Media Sosial Sebagai Mesin Pencariilustrasi TikTok (unsplash.com/Hello I'm Nik)
11 September 2024

Jakarta, FORTUNE - Kebiasaan "Googling" kini mulai tergeser oleh tren baru. Generasi Z, yang tumbuh di era internet yang matang, mulai meninggalkan Google sebagai mesin pencari utama mereka. Menurut Bernstein Research, mereka kini lebih sering menggunakan platform media sosial seperti TikTok dan Instagram untuk mencari informasi, terutama rekomendasi restoran atau produk.

Istilah "Googling", yang pertama kali muncul di budaya populer pada 2002 dalam serial Buffy the Vampire Slayer, telah menjadi bagian dari bahasa sehari-hari. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, generasi muda tampaknya lebih memilih pencarian visual dan sosial dibandingkan pencarian berbasis teks seperti yang ditawarkan Google. Bernstein mencatat, survei yang dilakukan pada April 2024 oleh Forbes Advisor dan Talker Research menunjukkan bahwa 45 persen Generasi Z lebih memilih menggunakan pencarian sosial di TikTok atau Instagram dibandingkan Google.

Mark Shmulik, seorang analis di Bernstein, mengatakan, "Generasi muda sekarang ‘mencari’, bukan ‘Googling’." Fenomena ini menandakan adanya perubahan mendasar dalam cara anak muda berinteraksi dengan internet. Demikian dilansir dari Fortune.com.

Menurutnya, Generasi Z lebih memilih media sosial untuk menemukan rekomendasi, sedangkan untuk belanja, mereka langsung mengunjungi situs seperti Amazon, atau menggunakan AI seperti ChatGPT untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka.

52% Generasi Z menggunakan media sosial sebagai mesin pencari

Mulai dari mencari rekomendasi tempat makan hingga tutorial makeup, TikTok menawarkan konten visual yang cepat dan mudah diakses. Namun, seberapa efektifkah TikTok sebagai mesin pencari?

Nyatanya, Gen Z menggunakan TikTok lebih dari sekadar tempat mencari informasi, media sosial kini menjadi platform yang dimanfaatkan Generasi Z untuk membeli barang, memilih tempat makan, dan merencanakan aktivitas mereka. Menurut data dari GWI Core, pada tahun 2023, hampir 52 persen Generasi Z menggunakan media sosial sebagai mesin pencari utama mereka, meningkat dari 40 persen pada tahun 2016.

Media sosial seperti Instagram dan TikTok juga telah mengadaptasi fitur e-commerce dan iklan yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan pencarian Generasi Z. Pada 2023, pendapatan iklan dari pengguna di bawah umur mencapai US$11 miliar di Amerika Serikat, dengan proyeksi kekuatan belanja Generasi Z mencapai US$12 triliun.

Sementara itu, Google menghadapi tantangan serius. Wakil Presiden Senior Google, Prabhakar Raghavan, mengungkapkan bahwa hampir 40 persen anak muda lebih memilih TikTok atau Instagram dibandingkan Google Maps atau Search untuk mencari tempat makan siang. Selain itu, Google baru saja kalah dalam gugatan antimonopoli yang memutuskan bahwa perusahaan tersebut memonopoli pasar mesin pencari.

Dalam upaya untuk beradaptasi, Google telah mulai mengembangkan teknologi pencarian berbasis gambar, termasuk fitur augmented reality dan AI. Namun, dengan pergeseran preferensi yang semakin jelas, masa depan dominasi Google di dunia pencarian tampaknya berada di bawah tekanan yang semakin besar.

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.