TECH

DeepSeek: Penantang Baru yang Siap Taklukkan AS

Microsoft dan Nvidia mengakui DeepSeek membawa perubahan.

DeepSeek: Penantang Baru yang Siap Taklukkan ASDeepSeek, aplikasi chatbot AI asal Cina (deepseek.com)
30 January 2025

Jakarta, FORTUNE - Peluncuran DeepSeek mengejutkan dunia kecerdasan buatan (AI). Kemunculannya mematahkan asumsi bahwa Cina tertinggal dalam persaingan dengan Amerika Serikat. Meskipun menghadapi pembatasan ketat ekspor chip dari AS, DeepSeek berhasil mengembangkan model AI yang kuat dengan biaya lebih murah dibandingkan perusahaan-perusahaan AS.

Pembatasan AS terhadap penjualan chip Nvidia ke Cina menjadi hambatan besar bagi pengembangan AI. Pendiri DeepSeek, Liang Wenfeng, menyebut larangan ini sebagai "tantangan utama." Demikian dilaporkan BBC, dikutip Kamis (30/1).

Namun, menurut MIT Technology Review, DeepSeek telah mengamankan "stok besar" chip Nvidia A100 sebelum larangan diterapkan, diperkirakan antara 10.000 hingga 50.000 unit. Model AI terkemuka di Barat biasanya membutuhkan sekitar 16.000 chip khusus. Namun, DeepSeek mengklaim mampu melatih modelnya dengan hanya 2.000 chip ditambah ribuan chip kelas bawah, sehingga biaya produksi lebih efisien. Meskipun ada keraguan, termasuk dari Elon Musk, banyak ahli menilai pembatasan ini justru mendorong inovasi di Cina.

"Larangan ini memaksa perusahaan-perusahaan Cina seperti DeepSeek untuk berinovasi agar mereka dapat melakukan lebih banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit," kata Marina Zhang, profesor di University of Technology Sydney.

Talenta lokal dan ambisi Cina

DeepSeek hanya memiliki kurang dari 140 karyawan, sebagian besar lulusan universitas top Cina. "Generasi baru pengusaha ini lebih mengutamakan penelitian dasar dan inovasi jangka panjang dibandingkan keuntungan cepat," tambah Zhang.

Pendiri DeepSeek, Liang Wenfeng, lulusan Universitas Zhejiang, dikenal sebagai "idealis teknis" yang berkomitmen menjaga DeepSeek sebagai platform open-source. Menurutnya, "Mungkin 50 talenta terbaik di bidang ini tidak berada di Cina, tetapi kita bisa membangun orang-orang seperti mereka di sini."

Peluncuran DeepSeek pada 20 Januari bertepatan dengan pelantikan Donald Trump sebagai presiden AS, yang menurut Gregory C. Allen dari Center for Strategic and International Studies merupakan langkah strategis untuk menunjukkan bahwa kontrol ekspor AS tidak efektif.

"Waktu dan cara pesan ini disampaikan—itulah yang diinginkan pemerintah Ciina agar dunia percaya bahwa kontrol ekspor AS tidak efektif," kata Allen.

Di media sosial Cina, Liang dipuji sebagai salah satu dari "tiga pahlawan AI" bersama Zhilin Yang dari Universitas Tsinghua dan Kaiming He dari MIT. DeepSeek juga menjadi kebanggaan nasional menjelang Tahun Baru Imlek.

"DeepSeek menunjukkan bahwa hanya mereka yang memiliki kualitas sejati yang akan bertahan dalam ujian waktu," bunyi komentar terpopuler di Weibo.

NVIDIA dan Microsoft waspada

Muncul beragam dari raksasa teknologi Amerika Serikat. Microsoft menganggap DeepSeek sebagai pesaing yang layak diperhitungkan, sementara Nvidia menilai kemajuan startup ini menunjukkan pentingnya chip mereka di pasar Cina.

CEO Microsoft, Satya Nadella, menilai kehadiran DeepSeek sebagai bagian dari dinamika industri AI yang sehat. Ia bahkan menyebutnya sebagai "Daud yang menantang Goliat sektor AI."

"Paradoks Jevons terjadi lagi!" tulis Nadella di LinkedIn, Senin (29/1). Ia merujuk pada teori ekonomi yang menyatakan bahwa semakin efisien suatu teknologi, semakin besar permintaan terhadapnya. "Seiring AI menjadi lebih efisien dan mudah diakses, penggunaannya akan melonjak, menjadikannya komoditas yang semakin tak tergantikan."

DeepSeek mengklaim model AI terbaru mereka, R1, setara dengan OpenAI o1 tetapi dikembangkan dengan anggaran jauh lebih kecil. Aplikasi chatbot mereka bahkan menggeser ChatGPT sebagai aplikasi paling banyak diunduh di App Store Apple. Keunggulan ini memicu kekhawatiran di kalangan investor bahwa dominasi AI AS mulai goyah.

Namun, Nadella melihat DeepSeek sebagai peluang, bukan ancaman. "Melihat model baru DeepSeek, saya sangat terkesan. Mereka benar-benar berhasil mengembangkan model open-source yang efisien dalam komputasi," ujarnya dalam Forum Ekonomi Dunia di Davos. "Kita harus sangat serius memperhatikan perkembangan AI di Cina."

Berbeda dengan Microsoft, Nvidia menyoroti dampak DeepSeek terhadap industri chip. Nvidia menilai bahwa keberhasilan DeepSeek membuktikan pentingnya chip mereka di pasar Cina.

Pernyataan ini disampaikan pada Senin (27/1) setelah saham Nvidia turun 17 persen menjadi US$ 118,58. Investor khawatir DeepSeek mampu menyaingi OpenAI dengan menggunakan jauh lebih sedikit chip Nvidia dibandingkan perusahaan AI asal AS. Saham pesaing Nvidia, Advanced Micro Devices (AMD), juga turun lebih dari 6 persen menjadi US$ 115,01.

"Karya DeepSeek menunjukkan bagaimana model baru dapat diciptakan menggunakan teknik tersebut, memanfaatkan model yang tersedia secara luas dan komputasi yang sepenuhnya mematuhi kontrol ekspor," kata Nvidia dalam pernyataan yang dikutip Reuters pada Selasa (28/1).

Dalam salah satu makalah penelitiannya, DeepSeek mengungkapkan bahwa mereka menggunakan sekitar 2.000 chip H800 Nvidia yang dirancang agar sesuai dengan aturan kontrol ekspor AS sejak 2022. Namun, para ahli menyatakan bahwa pembatasan ini hanya sedikit menghambat kemajuan AI di Cina.

Menurut Jimmy Goodrich, penasihat senior RAND Corp dalam analisis teknologi, "DeepSeek bukanlah pendatang baru – mereka telah membangun model selama bertahun-tahun. Sudah lama diketahui bahwa DeepSeek memiliki tim yang sangat bagus, dan jika mereka memiliki akses ke lebih banyak komputasi, tak terbayangkan seberapa hebat kemampuan mereka."

Kehadiran DeepSeek menyebabkan gejolak di pasar saham. Nasdaq 100 turun hampir 2,5 persen, S&P 500 merosot 1,8 persen, dan saham Microsoft jatuh 3,8 persen. Nvidia mengalami penurunan terbesar dengan sahamnya jatuh 13 persen di perdagangan pra-pasar.

Sementara itu, DeepSeek dilaporkan mengalami kesulitan menangani lonjakan pengguna baru. Nvidia menilai bahwa proses melayani pengguna ini, yang dikenal sebagai "inference," menunjukkan bahwa chip mereka akan terus dibutuhkan. "Inference membutuhkan sejumlah besar GPU Nvidia dan jaringan berperforma tinggi," kata Nvidia.

Saat ini, Nvidia memasarkan chip H20 yang dirancang agar tetap sesuai dengan aturan kontrol ekspor terbaru. Meskipun kebijakan pembatasan AS membatasi penggunaan chip dalam pelatihan AI, Goodrich menyebut chip tersebut "mungkin adalah chip terbaik di dunia untuk inference." Ia juga mempertanyakan kebijakan ekspor chip AS, terutama terkait penjualan chip Nvidia ke Cina.

Related Topics

    © 2025 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.