Apple Akan Bangun Pabrik Senilai US$1 Miliar di Indonesia
Demi muluskan perdagangannya di Indonesia.
Fortune Recap
- Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita telah melakukan pembicaraan awal dengan Kementerian Investasi terkait rencana investasi tersebut.
- Pemerintah siap memberikan dukungan penuh agar investasi ini berjalan lancar dan berharap skema manufaktur akan menjadi prioritas Apple.
Jakarta, FORTUNE - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan niat raksasa teknologi asal Amerika Serikat, Apple Inc., membangun pabrik produksi di Indonesia dengan nilai Investasi US$1 miliar.
Langkah tersebut merupakan sinyal positif bagi pertumbuhan industri teknologi dalam negeri, sekaligus penguatan rantai pasok global.
"iPhone inshaallah mereka akan mengambil skema pertama, yaitu investasi fasilitas produksi atau pabrik di Indonesia. Mereka sudah melakukan pembicaraan awal dengan Kementerian Investasi,” kata Agus di hadapan wartawan, Rabu (4/12).
Agus mengaku telah menjalin komunikasi intensif dengan Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan P. Roeslani untuk memastikan rencana ini dapat segera terealisasi.
"Kami membicarakan skema yang paling baik agar Apple dapat merealisasikan investasi tersebut," ujarnya.
Agus menyatakan pemerintah siap memberikan dukungan penuh demi memastikan investasi ini berjalan lancar, mulai dari penentuan kawasan industri yang tepat, hingga bantuan teknis lainnya akan dipersiapkan agar Apple dapat memulai pembangunan fasilitas produksinya tanpa hambatan.
"Kami akan membantu sedemikian rupa agar realisasinya berjalan baik dan lancar. Dengan adanya fasilitas produksi ini, kami berharap Apple dapat tumbuh dengan baik di Indonesia." ujar Agus.
Meski demikian, detail teknis mengenai lokasi dan termin investasi masih dalam pembahasan antara kedua kementerian.
Langkah tegas pemerintah
Saat ini, Apple masih menggunakan skema ketiga dalam memenuhi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) melalui inovasi, yaitu dengan mendirikan Apple Developer Academy. Namun, Agus menilai bahwa skema manufaktur lebih ideal dalam mendukung penguatan industri teknologi di Indonesia.
Menurut Agus, rencana investasi senilai US$1 miliar ini merupakan langkah baik bagi Apple agar lebih serius menjalankan bisnisnya di Indonesia.
"Kalau tidak ada komitmen seperti ini, tentu kami tidak akan mengeluarkan izin edar," ujarnya.
Fasilitas produksi Apple di Indonesia ini diharapkan tidak saja menciptakan lapangan kerja baru, tetapi juga mempercepat transfer teknologi dan meningkatkan daya saing Indonesia dalam rantai pasok global.
Pemerintah pun optimistis komitmen ini akan membawa dampak positif yang signifikan bagi perekonomian nasional.
Sebelumnya, pemerintah menolak proposal investasi Apple senilai US$100 juta atau setara Rp1,58 triliun lantaran dinilai tidak sebanding dengan jumlah produknya yang terjual di Indonesia yang mencapai 2,5 juta unit pada 2023.
Hal itu berbanding terbalik dengan investasinya ke Vietnam yang mencapai Rp140 triliun dengan pasar produk Apple di negara tersebut yang hanya 1,5 juta unit.
Selain itu, pemerintah juga melihat produsen handphone, komputer genggam, dan tablet (HKT) lain telah berinvestasi lebih besar bahkan membangun pabrik di Indonesia, seperti Samsung Rp8 triliun dan Xiaomi Rp5 triliun.
Hingga kini, pemerintah masih melarang penjualan iPhone 16 produksi Apple di Tanah Air karena adanya kekurangan komitmen investasi.