Berantas Bot, Elon Musk Kenakan Biaya U$1 untuk Akun Baru X
Baru berlaku di Filipina dan Selandia Baru.
Jakarta, FORTUNE - X, platform yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, akan mulai mengenakan biaya pada akun baru sebesar US$1 per tahun.
Perusahaan ini mulai mengenakan biaya pada Selasa (17/10) untuk pengguna baru di Selandia Baru dan Filipina.
Hal ini menandai salah satu perubahan paling signifikan pada platform media sosial sejak Elon Musk mengakuisisi perusahaan tersebut hampir setahun lalu.
Laporan Fortune Rabu (18/10) menunjukkan X mengonfirmasi perincian dan gambaran langkah untuk biaya US$1 demi menekan pravalensi bot dan spam pada platformnya, bukan untuk menghasilkan pendapatan baru.
“Tes baru ini dikembangkan untuk mendukung upaya kami yang sudah berhasil mengurangi spam, manipulasi platform kami, dan aktivitas bot, sekaligus menyeimbangkan aksesibilitas platform dengan jumlah biaya yang kecil,” kata perusahaan itu dalam pernyatannya.
X menyebut biaya tahunan US$1 hanya untuk pengguna baru, dan tidak berlaku untuk pengguna lama. Tidak jelas kapan rencana pembayaran ini akan diperluas ke pengguna di negara lain. Program ini juga berbeda dari X Premium, yang menawarkan fitur tambahan seperti “undo” dan “edit” untuk postingan seharga US$8 per bulan.
Kendati jumlahnya tidak seberapa, biaya US$1 untuk mengakses fitur-fitur dasar menandai perubahan besar bagi layanan media sosial, yang telah digunakan secara gratis sejak debutnya hingga kini.
Menurut sumber Fortune, pengguna baru harus membayar US$1 untuk mengakses fungsi dasar seperti menge-tweet, membalas cuitan, menyukai dan menandai cuitan, dan membuat daftar.
Elon telah lontarkan ide ini sejak lama
Tidak lama setelah pengumuman tersebut, Elon memposting pada akun X pribadinya bahwa pengguna bisa membaca, tapi harus mengeluarkan biaya US$1 per tahun untuk mencuitkan sesuatu.
“Ini satu-satunya cara untuk melawan bot tanpa memblokir pengguna sebenarnya. Ini tidak akan menghentikan bot sepenuhnya, tetapi akan 1000 kali lebih sulit memanipulasi platform,” tulis Elon.
Dia sebetulnya telah lama melontarkan gagasan untuk membebankan biaya US$1 kepada pengguna untuk platform tersebut. Selama percakapan langsung dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bulan lalu, Musk mengatakan, “Ini adalah satu-satunya cara yang dapat saya pikirkan untuk memerangi pasukan bot dalam jumlah besar.”
Memperoleh informasi kartu kredit juga akan membantu visi Musk untuk mengubah X menjadi serba bisa, yang memungkinkan pengguna melakukan pembelian langsung dari aplikasi.
Namun, mengingat reputasi perusahaan yang penuh kontroversi di bawah Elon, beberapa pengguna menyuarakan keragu-raguannya untuk menyerahkan informasi kartu kredit di tengah berita tentang paket US$1.
Sejak CEO Tesla ini mengakuisisi Twitter senilai US$44 miliar pada November 2022, perusahaan tersebut diguncang oleh serangkaian perubahan yang tampaknya serampangan, termasuk PHK yang telah merenggut 75 persen staf dan melonggarnya upaya moderasi konten.
Tunjuk CEO baru X
Elon berdalih langkah tersebut sebagai bagian dari komitmennya terhadap kebebasan berpendapat, namun banyak merek besar berhenti beriklan di X karena lemahnya penegakan hukum terhadap konten sensitif.
Pada Mei lalu, Elon menunjuk bos periklanan NBC Universal, Linda Yaccorino, untuk mengambil kendali sebagai CEO X, sebuah langkah yang dimaksudkan untuk menarik pengiklan merek besar kembali ke platform tersebut. Dalam wawancara di atas panggung Vox's Code Conference bulan lalu, Yaccarino mengatakan 90 persen dari 100 pengiklan teratas telah kembali dalam 12 minggu sebelumnya dan perusahaan tersebut mendekati titik impas dalam arus kas operasional.