Bos OpenAI Usul Pembentukan Badan Pengawas Kecerdasan Buatan
Perkembangan yang cepat dapat menimbulkan bahaya signifikan.
Jakarta, FORTUNE – CEO OpenAI, Sam Altman, menilai perlunya keberadaan badan internasional dalam naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengawasi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Dalam kunjungannya baru-baru ini ke Uni Emirat Arab (UEA), Altman menyatakan keprihatinannya tentang potensi risiko yang ditimbulkan oleh kecerdasan buatan terhadap manusia.
Karena itu, Altman menekankan perlunya pengawasan dan pengelolaan AI yang cermat untuk memastikan perkembangannya sejalan dengan kepentingan terbaik manusia. Pernyataan Altman menyoroti meningkatnya pengakuan akan tantangan signifikan dan potensi bahaya yang menyangkut AI.
“Tantangan yang dihadapi dunia adalah bagaimana kita akan mengelola risiko tersebut dan memastikan kita masih bisa menikmati manfaat yang luar biasa itu. Tidak ada yang mau menghancurkan dunia,” kata dia seperti dikutip The Economics Times, Kamis (8/6).
Altman mencontohkan IAEA, pengawas nuklir PBB, sebagai model untuk mengelola teknologi berbahaya melalui penerapan perlindungan. Dia mengakui bahwa meskipun AI kemungkinan tidak menimbulkan ancaman langsung, perkembangannya yang cepat dapat memunculkan bahaya berarti.
Perlu kewaspadaan dalam pengembangan AI
Meskipun perkembangan AI pesat, Altman menilai kewaspadaan terhadap potensi risikonya mesti tetap dipelihara. Pernyataan Altman menyoroti pentingnya menemukan keseimbangan antara manfaat AI dan tindakan pencegahan memadai untuk mengurangi bahayanya pada masa mendatang.
Anggota parlemen di seluruh dunia juga tengah mengamati cara kerja AI. Sebanyak 27 negara Uni Eropa sedang menyiapkan undang-undang tentang AI yang dapat menjadi standar global kecerdasan buatan.
Pada Mei lalu, Altman telah menginformasikan Kongres AS bahwa intervensi pemerintah akan sangat penting untuk mengatur risiko yang menyertai AI.
Microsoft tawarkan GPT ke pelanggan pemerintah
OpenAI telah merilis ChatGPT, sebuah chatbot populer yang telah menarik perhatian dunia karena menawarkan jawaban serupa esai atas pertanyaan pengguna. Microsoft menggelontorkan investasi sekitar US$1 miliar di OpenAI.
Microsoft pun telah menambahkan dukungan untuk model bahasa besar (LLM) yang menggerakkan GPT-4, model LLM terbaru dan paling canggih dari OpenAI, dan GPT-3, ke Azure Government.
Penggunaan LLM telah berkembang pesat sejak peluncuran ChatGPT dari OpenAI.
Ini adalah kali pertama Microsoft membawa teknologi GPT ke Azure Government, yang menawarkan solusi cloud kepada lembaga pemerintah Amerika Serikat, dan menandai upaya pertama dari perusahaan besar untuk membuat teknologi chatbot tersedia bagi pemerintah.