Ilmuwan Temukan Baterai EV yang Bisa Terisi Penuh dalam 5 Menit
Penggunanya tak perlu mencemaskan waktu pengisian ulang.
Jakarta, FORTUNE - Ilmuwan dari Universitas Cornell, Amerika Serikat, telah menciptakan baterai litium baru yang dapat mengisi daya kendaraan listrik dalam waktu kurang dari lima menit, lebih cepat dibandingkan baterai jenis mana pun di pasaran.
Kelebihan lainnya adalah baterai itu sanggup mempertahankan kinerjanya tetap stabil melalui siklus pengisian dan pengosongan lebih panjang. Temuan ini dinilai menjadi terobosan baru di tengah hambatan kendaraan listrik untuk melakukan perjalanan jarak jauh karena pengisian ulang baterai yang memakan waktu lama.
“Jika Anda dapat mengisi baterai EV dalam lima menit, Anda tidak perlu memiliki baterai yang cukup besar untuk jarak 480 km,” kata Dekan Fakultas Teknik Universitas Cornell, Lynden Archer, dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari fastcompany.com, Senin (29/1).
Dengan pengisian yang cepat itu, pengguna kendaraan listrik tidak perlu mencemaskan lagi ihwal pengisian daya Baterai Kendaraan Listrik untuk menempuh jarak jauh.
“Anda bisa puas dengan baterai lebih kecil dan murah, yang dapat mengurangi biaya kendaraan listrik, memungkinkan adopsi lebih luas,” katanya.
Makalah penelitian tentang baterai tersebut diterbitkan dalam jurnal Joule edisi Januari 2024.
Baterai litium-ion, yang banyak digunakan untuk memberi daya pada kendaraan listrik dan telepon pintar, disukai karena sifatnya yang ringan, andal, dan efisiensi energi yang relatif tinggi.
Terlepas dari semua kelebihan baterai Lithium-ion, baterai ini juga memiliki kelemahan. Salah satunya: butuh waktu berjam-jam untuk mengisi ulang daya.
Jalan keluar dari kekurangan
Dalam riset ini, tim peneliti berupaya mengatasi tantangan tersebut. Mereka mengidentifikasi bahan anoda Indium yang dapat digabungkan dengan berbagai bahan katoda untuk pengisian/pengosongan baterai secara cepat. Logam jenis ini biasanya digunakan untuk membuat layar sentuh dan panel surya.
Masalahnya, bobot indium terbilang berat. Namun, penemuan ini dapat mendorong penemuan lebih banyak baterai dengan pengisian cepat pada masa mendatang. Para peneliti mengatakan dapat mencari logam lain dengan sifat yang sama, tetapi dengan bobot lebih ringan.
“Dari situlah kepuasan saya berasal, bahwa ada prinsip umum yang memungkinkan siapa pun merancang anoda baterai lebih baik yang mencapai tingkat pengisian daya lebih cepat ketimbang teknologi tercanggih,” kata Archer.
Seiring dengan kemajuan yang terus dicapai untuk mengatasi kekhawatiran akan daya jangkau transportasi, masa depan transportasi berkelanjutan tampak semakin menjanjikan. Integrasi teknologi baterai mutakhir, infrastruktur pengisian daya yang kuat, dan solusi pengisian daya cerdas secara kolektif menandakan perubahan paradigma. Hal tersebut memberikan kepercayaan pada konsumen terhadap kepraktisan dan kenyamanan kendaraan listrik.