Makin Banyak Pusat Data Didirikan di Jakarta dan Sekitar, serta Batam
Selain pemain lokal, asing turut andil.
Fortune Recap
- Colliers Indonesia melihat lonjakan investasi dalam infrastruktur digital di Indonesia.
- Hingga akhir 2023, terdapat total 35 proyek pusat data yang beroperasi di Jakarta dan sekitarnya.
- Tren menarik adalah pengembangan pusat data hyperscale di daerah pinggiran Jakarta.
Jakarta, FORTUNE – Colliers Indonesia menilai perkembangan stabil perekonomian digital telah mendorong lonjakan investasi dalam infrastruktur digital di Indonesia terutama pusat data atau Data Center.
Hal itu nampak dengan semakin banyaknya pusat data yang didirikan di Indonesia, terutama di Jakarta dan sekitarnya, serta wilayah Batam.
“Kenapa sekarang banyak? Karena itu memang ada permintaannya dengan meningkatnya aktivitas masyarakat di dunia maya, sehingga lonjakan lalu lintas internet dan volume data pastinya ikut meningkat” kata dia kepada Fortune Indonesia, Jumat (22/3).
Hingga akhir 2023, terdapat total 35 proyek pusat data, termasuk tipe hyperscale dan colocation yang beroperasi di Jakarta dan sekitarnya.
Pusat data yang berlokasi di pusat kota biasanya dibangun untuk melayani industri perbankan, jasa keuangan, dan asuransi.
Namun, kata Ferry, ada tren yang menarik. Pusat data hyperscale dikembangkan di daerah pinggiran Jakarta, seperti Bekasi, Karawang, dan Bogor.
Menurutnya, hal ini didorong oleh kebutuhan akan fasilitas berukuran lebih besar dengan kapasitas daya yang lebih tinggi, serta keuntungan harga tanah yang lebih murah di luar kota.
“Memang secara keseluruhan tren maraknya pusat data pada kawasan industri tidak secara signifikan mempengaruhi harga dari lahan itu sendiri. Masih banyak faktor lain yang turut mendorong dari harga sebuah kawasan,” ujarnya.
Pusat data di Batam
Untuk wilayah Batam, kata Ferry, setidaknya ada lima proyek pusat data hyperscale yang sedang dibangun.
Fasilitas terbesar di sana adalah Nongsa Digital Park, dengan total daya 221 megawatt (MW), dan dijadwalkan rampung pada 2024–2025.
“Letak Batam yang berdekatan dengan Singapura diharapkan jadi jembatan digital kedua negara untuk mendorong aktivitas Ekonomi Digital,” ujarnya.
Saat ini, Singapura memiliki pusat data yang lebih besar dibandingkan Indonesia dengan 707 megawatt (MW).
Indonesia sendiri hingga akhir 2023 kapasitas pusat datanya hampir 200 MW. Banyak dari platform yang beroperasi di Indonesia masih mengandalkan pusat data di Singapura, seperti media sosial dan e-commerce.
Dengan tingginya potensi ekonomi digital di Indonesia, Ferry mengatakan beberapa investor asing dan perusahaan teknologi turut berperan aktif dalam meningkatkan pertumbuhan industri pusat data.
Kemitraan strategis dan investasi asing berkontribusi pada pengembangan fasilitas berteknologi mutakhir, membawa keahlian global dan teknologi canggih masuk ke pasar Indonesia.
“Dengan iklim peraturan yang mendukung, investasi asing mulai berdatangan. Mereka membawa infrastruktur yang canggih serta dengan SDM yang ahli di bidang data center ini,” ujarnya.