Platform NFT Ini Pecat 50 Persen Karyawannya Lagi
Perusahaan menyebut telah berikan pesangon dan asuransi.
Jakarta, FORTUNE - Marketplace token nonfungible (NFT) OpenSea mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) dengan sejumlah karyawan pada Jumat (3/11).
Salah satu pendiri dan CEO OpenSea, Devin Finzer, menyampaikan kabar ini melalui X (yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter). Dia mengatakan bahwa perusahaan akan meluncurkan OpenSea 2.0 dengan tim lebih kecil.
Warta dari Cointelegraph, Selasa (7/11), mengabarkan OpenSea mulai beroperasi pada 2017 ketika NFT masih jadi hal baru. Platform ini beroperasi dengan model yang mirip dengan eBay dan Etsy serta menerima pembayaran dalam bentuk aset kripto Ethereum.
Pada Juli 2022, OpenSea juga pernah melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap 20 persen karyawannya, dengan alasan adanya tren penurunan dalam dunia kripto yang disebut sebagai "crypto winter".
Saat itu, OpenSea memiliki sekitar 230 karyawan, seperti yang dilaporkan oleh beberapa sumber berita.
Mendapatkan pesangon dan asuransi
Seorang juru bicara dari platform perdagangan NFT ini memberikan keterangan kepada Cointelegraph melalui surat elektronik atau email.
“Hari ini, kami melakukan perubahan organisasi dan operasional yang signifikan saat kami berfokus untuk membangun versi OpenSea yang lebih gesit, dan pada akhirnya lebih baik. Kami sangat berterima kasih atas kontribusi dari mereka yang akan meninggalkan OpenSea, dan kami memberikan dukungan berupa paket yang kuat, termasuk dukungan finansial dan non-finansial.”
Juru bicara tersebut menambahkan bahwa sekitar 50 persen karyawan akan terkena dampak perubahan ini di semua lini perusahaan, dan khususnya pada jumlah manajer level tengah akan dikurangi. Karyawan yang terkena dampak akan menerima pesangon selama empat bulan, vesting ekuitas yang dipercepat, dan asuransi kesehatan fisik dan mental selama enam bulan.
Sempat jaya pada 2021
Tren NFT untuk koleksi mencapai puncaknya pada 2021. Sejak itu, penggunaan NFT untuk tokenisasi aset, identitas, dan dokumen hukum semakin populer karena nilai banyak barang koleksi mengalami penurunan.
Pada Agustus, OpenSea menghadapi resistensi dari komunitas ketika mengumumkan bahwa fitur penyaring operator akan dihentikan, fitur ini memungkinkan pencipta untuk memasukkan ke dalam daftar hitam marketplace yang tidak memberlakukan royalti.
Yuga Labs, pencipta seri NFT populer seperti Bored Ape Yacht Club dan CryptoPunks, mulai mengurangi penggunaan kontrak pintar Seaport milik OpenSea sebagai respons terhadap perubahan ini.
"Ketika kami membangun kembali, kami akan terus mendukung produk-produk yang sudah ada, dan akan secara iteratif menguji OpenSea 2.0 secara publik," kata Finzer dalam posnya di X.
Pada 2022, Indonesia juga sempat dihebohkan dengan fenomena Ghozali, anak muda yang meraup keuntungan miliaran rupiah dari hasil menjual NFT.
Dia menjual koleksi foto selfie miliknya yang diambil setiap hari sejak 2017 sampai 2021, kemudian menjualnya di OpenSea.
Pada saat itu, berdasarkan volume perdagangan dari akun OpenSea milik Ghozali, terlihat ada volume diperdagangkan sebesar 277 Ethereum (ETH) atau sekitar Rp13,3 miliar berdasarkan harga ETH saat itu. Satu foto milik Ghozali dihargai dengan harga terendah 0,13 Ethereum atau sekitar Rp6 juta.
Namun, per Selasa (7/11), satu foto milik NFT Ghozali dihargai dengan harga terendah 0,03 Ethereum.