Efisiensi Bisnis, Grab Nyatakan Hati-Hati dalam Rekrut Pekerja
Grab juga bakal menangguhkan kenaikan gaji.
Jakarta, FORTUNE – Telah banyak perusahaan teknologi yang mengambil langkah efisiensi bisnis melalui pemutusan hubungan kerja (PHK) secara besar-besaran. Baru-baru, perusahaan transportasi online dan pengiriman makanan, Grab, ikut mengumumkan langkah penghematan bisnis, sekaligus strategi untuk meraih keuntungan.
Informasi kebijakan efisiensi itu terungkap dari memo kepada karyawan yang ditulis CEO Grab, Anthony Tan. Beberapa langkah yang ditempuh perusahaan adalah tidak menaikkan gaji bagi level manajemen senior, tetap melakukan perekrutan tapi lebih berhati-hati, dan memangkas anggaran perjalanan dan pengeluaran.
“Tidak satu pun dari keputusan ini yang mudah, tetapi dimaksudkan untuk membantu kami menjadi lebih ramping dan bugar. Karena kami mempercepat langkah menuju pertumbuhan yang berkelanjutan dan menguntungkan,” kata Anthony Tan dalam memo yang dikutip The Straits Times, Senin (19/12).
Pada November, Grab menaikkan perkiraan pendapatan 2022. Pada saat bersamaan, perusahaan itu melaporkan kerugian operasi yang disesuaikan menjadi lebih sempit
Dalam memo tersebut, Tan menyatakan wilayah Asia Tenggara akan ikut terdampak oleh kenaikan harga dan suku bunga acuan. Menurutnya, berbagai sentimen tersebut akan berdampak terhadap pertumbuhan bisnis.
Demi profitabilitas
Tan mengatakan Grab telah berhati-hati dalam membelanjakan uangnya dalam dua tahun terakhir, merampingkan beberapa bisnis, mengurangi insentif, serta memperlambat perekrutan. Dia menyatakan langkah ini telah membantu Grab lebih dekat dengan tujuan profitabilitasnya.
“Langkah-langkah baru perusahaan juga akan membantu kami mencegah reaksi spontan yang dapat mengganggu rencana kami di kemudian hari,” katanya.
Perusahaan teknologi tersebut dilaporkan berupaya untuk menekan kerugian dengan berfokus pada pelanggan yang membayar lebih tinggi, serta menurunkan pengeluaran untuk insentif.
Grab memiliki lebih dari lima juta pengemudi terdaftar dan lebih dari dua juta pedagang di platformnya.
Pada akhir 2021, Grab yang berbasis di Singapura memiliki sekitar 8.800 staf. COO Grab, Alex Hungate, pada September sempat menyatakan perusahaan takkan mengambil langkah PHK massal. Sebaliknya, menurut Hungate, perusahaan akan selektif merekrut dan membatasi ekspansi dalam bisnis jasa keuangan.
Perusahaan teknologi belakangan memang tengah disorot karena tren PHK massal. Di antara sejumlah perseroan yang menempuh pemangkasan pekerja adalah Meta, Amazon, grup GoTo, Shopee Indonesia, JD.ID, dan Glints.